Minggu, 30 April 2017

Laporan Praktikum Biodas Bioper Debit Aliran Fluida

LAPORAN PRAKTIKUM
BIODAS BIOPER
“DEBIT ALIRAN FLUIDA SEBAGAI FUNGSI DARI JARI-JARI PEMBULUH, TEKANAN FLUIDA DAN VISKOSITAS FLUIDA”

Disusun Oleh :
Maria Mincelina Kewa
(16140050)
B13.1



PRODI DIV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2016/2017
PRAKTIKUM
DEBIT ALIRAN FLUIDA SEBAGAI FUNGSI DARI JARI-JARI PEMBULUH, TEKANAN FLUIDA DAN VISKOSITAS FLUIDA

A.    TUJUAN
Agar mahasiswa dapat menemukan hubungan antara :
a.  Debit aliran fluida dengan jari-jari pembuluh
b.  Debit aliran fluida dengan tekanan fluida
c.  Debit aliran fluida dengan viskositas fluida

B.  ALAT DAN BAHAN
a.  Bejana berpancuran
b.  Pembuluh karet/plastik dengan beberapa ukuran jari-jari
c.  Gelas ukur
d.  Stopwatch
e.  Air
f.  Sirup

C.    DASAR TEORI
Hukum poiseulle
D = debit aliran = volume aliran/waktu
r   = jari-jari pembuluh
(P1-P2) = selisih tekanan fluida
ɳ   = viskositas (kekentalan) fluida      
 = panjang pembuluh
Satuan viskositas = (N s/m2 = Pa.s = pas)
Viskositas air = 1 mili pas
Viskositas darah = 1-3 mili pas.
Dari hukum poiseuille terlihat adanya hubungan sebagai berikut :
a   Debit berbanding lurus dengan pangkat empat jari-jari pembuluh
b.  Debit berbanding lurus dengan selisih tekanan
c.   Debit berbanding terbalik dengan viskositas fluida
d.   Debit berbanding terbalik dengan panjang pembuluh
      Dalam konteks medis, hukum ini dapat di terapkan untuk mengkaji hubungan antara debit aliran darah dengan jari-jari pembuluh darah, tekanan darah dan viskositas darah. Hukum Poiseuille sangat berguna untuk menjelaskan mengapa pada
penderita usia lanjut mengalami pingsan (akibat tekanan darah meningkat);
mengapa daerah akral/ujung suhunya dingin.
       Jari-jari pembuluh dapat diubah-ubah dengan mengganti pembuluh dari berbagai ukuran. Selisih tekanan fluida merupakan selisih tekanan hidrostatisfluida pada posisi lubang pancuran dan pada posisi permukaan fluida dalam bejana berpancuran. Jika selisih tinggi fluida pada kedua posisi itu adalah h, maka selisih tekanan hidrostatis. P = ρgh dimana ρ adalah massa jenis fluida, g adalah peercepatan gravitasi dan h adalah tinggi fluida. Viskositas fluida dapat diubah-ubah dengan mengganti konsentrasi larutan fluida. Untuk itu dalam percobaan ini, air akan ditambahkan sirup dengan berbagai konsentrasi.


D.    PROSEDURPERCOBAAN
1. Debit sebagai fungsi jari-jari pembuluh.
a.  Bejana berpancuran diisi air sampai hampir penuh. Kran pancuran masih tertutup. Ukur tinggi air dalam bejana.
b.  Pembuluh dengan ukuran jari-jari tertentu dihubungkan ke pancuran. Gelas ukur dipasang pada ujung pembuluh untuk menampung air yang keluar dari pembuluh.
c.   Tutup pancuran dibuka. Bersamaan dengan stopwatch diaktifkan
d.   Setelah selang waktu tertentu (sebelum gelas ukur penuh) stopwatch dimatikan.
e.   Amati dan catat volume air yang tertampung dalam gelas ukur.
f.   Ulangi kegiatan 1-5 dengan mengganti ukuran jari-jari pembuluh.
g.   Catat data yang diperoleh di lembar data D=f(r)\
2. Debit sebagai fungsi tekanan fluida
Lakukan kegiatan seperti pada prosedur A, dengan mengubah-ubah tinggi air dalam bejana berpancuran. Jari-jari pembuluh tetap.
Catat data yang di peroleh di lembar data D=f(P)
3. Debit sebagai fungsi viskositas fluida
Lakukan kegiatan seperti pada prosedur A, dengan mengubah-ubah viskositas fluida. Gunakan sirup untuk mengubah viskositas. Jari-jari pembuluh dan tinggi fluida tetap.

E.     HASIL PENGAMATAN
A.    Debit terhadap jari-jari pembuluh
1.      Selang kecil :
a.       Isi air dlm bejana           =  800 ml
b.      Isi air dlm beaker glass =  1000 ml
c.       Lama waktu                   =  56 sekon
Hasil, D = V/S = 800/56 = 14,28 m/s
2.      Selang sedang :
a.       Isi air dlm bejana             = 800 ml
b.      Isi air dlm beaker glass    = 1000 ml
c.       Lama waktu                      = 34 sekon
Hasil, D = V/S = 1000/34 = 23,52 m/s
3.      Selang besar :
a.       Isi air dlm bejana              = 800 ml
b.      Isi air dlm beaker glass     = 1000 ml
c.       Lama waktu                      = 22 sekon
Hasil, D = V/S = 1000/22 = 36,36 m/s
B.     Debit sebagai fungsi tekanan fluida
1.      Pada daerah rendah :
a.       Isi air dlm bejana            = 800 ml
b.      Isi air dlm beaker glass   = 1000 ml.
c.       Lama waku                    = 18 sekon
Hasil , D = V/S = 1000/18 = 44,44 m/s

2.      Pada daerah sedang :
a.       Isi air dlm bejana            = 800 ml
b.      Isi air dlm beaker glass   = 1000 ml.
c.       Lama waku                    = 32 sekon
Hasil , D = V/S = 1000/32 = 23 m/s

3.      Pada daerah tinggi :
a.       Isi air dlm bejana            = 800 ml
b.      Isi air dlm beaker glass   = 1000 ml.
c.       Lama waku                    = 16 sekon
Hasil , D = V/S = 1000/16 = 50 m/s

C.     Debit sebagai fungsi Viskositas fluida
1.      Tanpa sirup :
a.       Isi air dlm bejana            = 300 ml
b.      Isi air dlm beaker glass   = 500 ml.
c.       Lama waku                    = 19 sekon
Hasil , D = V/S = 500/19 = 15,79 m/s
2.      Sirup encer :
a.       Isi air dlm bejana            = 300 ml
b.      Isi air dlm beaker glass   = 500 ml
c.       Lama waku                    = 21 sekon
Hasil , D = V/S = 500/21 = 14,28 m/s
3.      Sirup Kental :
a.       Isi air dlm bejana            = 300 ml
b.      Isi air dlm beaker glass   = 500 ml.
c.       Lama waku                    = 23 sekon
Hasil , D = V/S = 500/23 = 13,04 m/s
F.     KESIMPULAN
 Hukum kontinuitas memperlihatkan bahwa makin kecil luas penampang makin besar kecepatan aliran. Pada aliran darah, makin kecil penampang pembuluh darah, makin besar kecepatann aliran, yang berarti makin besar pula tekanan yang dilakukan terhadap pembuluh darah. Jari-jari pembuluh merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap debit. Kalau jari-jari pembuluh menjadi ½ r, maka debitnya menjadi 1/6 debit semula.



G.    DAFTAR PUSTAKA
Ishak mohamad, Fisika Dasar :Edisi kedua, Graha Ilmu, yogyakarta,2007.
Gabriel J.F, Fisika Kedokteran, Penerbit Buku Kedokteran:EGC, Jakarta 1996.
Ruslan Hani Ahmad, Fisika Kesehatan, Nuha medika, Yogyakarta 2010.  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar