MAKALAH
ASUHAN
KEBIDANAN
“Hiperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil”
Dosen
Pembimbing : Dewi Setyaningsih, S.ST, M.Kes
![](file:///C:/Users/Toshiba/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/04/clip_image002.jpg)
Disusun
Oleh :
Kelompok
3
1. Hemmy
Setya Jati (16140128)
2. Anggika
Indah P. (16140121)
3. Desiani
Puteri D. (16140197)
4. Erika
Nur Fitriana (16140215)
5. Selly
Sofiana (16140246)
6. Siti
Nur Putri A. (16140243)
7. Yulia
Yunara Seran (16140210)
8. Yohana
Anggita S. D. (16140252)
9. Meriana
PROGRAM
D4 BIDAN PENDIDIK
UNIVERSITAS
RESPATI RESPATI YOGYAKARTA
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
2017
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah Asuhan Kebidanan. Adapun makalah ini
mengenai Hiperemesis Gravidarum.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah
ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan karena faktor keterbatasan
pengetahuan dari penyusun, maka kami dengan senang hati menerima kritikan serta
saran – saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, melalui kesempatan ini
kami,penyusun makalah mengucapkan banyak
terima kasih.
Yogyakarta, Februari
2017
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar........................................................................................................................
Daftar isi.................................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar
belakang.....................................................................................................................
B. Tujuan
penulisan................................................................................................................
C. Manfaat penulisan.............................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian hiperemesis
gravidarum...................................................................................
B. Etiologi hiperemesis gravidarum.......................................................................................
C. Patofisiologi hiperemesis
gravidarum................................................................................
D. Diagnosis hiperemesis
gravidarum....................................................................................
E. Jenis hiperemesis
gravidarum............................................................................................
F. Pencegahan hiperemesis
gravidarum.................................................................................
G. Penatalaksanaan hiperemesis
gravidarum.........................................................................
H. Prognosis hiperemesis gravidarum....................................................................................
I. Komplikasi
hiperemesis
gravidarum..................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mual
(nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering
kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari,
tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala – gejala ini kurang
lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung
selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60 – 80% primi
gravida dan 40 – 60% multi gravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala –
gejala ini menjadi lebih berat.Perasaan mual ini desebabkan oleh karena
meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG (Human Chorionic Gonadrotropin)
dalam serum. Pengaruh Fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin
karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang. Pada umumnya
wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual dan
muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari – hari
menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah yang disebut
hiperemesis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan
berat ringannya penyakit. (Prawirohardjo, 2002)
B. Tujuan Penulisan
Tujuan umum :
Memberikan pengetahuan kepada masyarakat
tentang hiperemesis gravidarum yaitu mual muntah yang berlebihan sehingga
mengganggu aktifitas sehari-hari.
Tujuan khusus :
1. Untuk mengetahui pengertian hiperemesis gravidarum
2. Untuk mengetahui etiologi hiperemesis gravidarum
3. Untuk mengetahui patofisiologi hiperemesis gravidarum
4. Untuk mengetahui diagnosis hiperemesis gravidarum
5. Untuk mengetahui klasifikasi hiperemesis gravidarum
6. Untuk mengetahui pencegahan hiperemesis gravidarum
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan hiperemesis gravidarum
2. Untuk mengetahui etiologi hiperemesis gravidarum
3. Untuk mengetahui patofisiologi hiperemesis gravidarum
4. Untuk mengetahui diagnosis hiperemesis gravidarum
5. Untuk mengetahui klasifikasi hiperemesis gravidarum
6. Untuk mengetahui pencegahan hiperemesis gravidarum
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan hiperemesis gravidarum
8. Untuk mengetahui prognosis hiperemesis gravidarum
9. Untuk mengetahui komplikasi hiperemesis gravidarum
C. Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa
Diharapkan mahasisiwi
kebidanan untuk mengerti dan memahami tentang hiperemesis gravidarum sehingga
dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan pada ibu hamil yang mengalami
hiperemesis gravidarum.
2. Masyarakat
Diharapkan masyarakat
mengerti dan memahami tentang hiperemesis gravidarum sehingga menambah wawasan.
3. Tenaga Kesehatan
Diharapkan tenaga
kesehatan mengerti dan memahami tentang hiperemesis gravidarum sehingga dapat
melakukan pencegahan dan penatalaksanaan pada ibu hamil yang mengalami
hiperemesis gravidarum.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah
yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari
karena keadaan umumnya menjadi buruk,karena terjadi dehidrasi (Mochtar,1998)
Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana
penderita mual dan muntah lebih dari 10 kali dalam 24 jam,sehingga mengganggu
kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (Arief.B, 2009)
Hiperemesis gravidarum adalah mual – muntah berlebihan sehingga
menimbulkan gangguan aktivitas sehari – hari dan bahkan membahayakan hidupnya.
(Manuaba, 2001)
B. Etiologi
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti
Beberapa faktor predisposisi yang ditemukan :
1. Sering
terjadi pada primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda hal
ini menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua
keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan
2. Faktor
organik,karena masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu tehadap
perubahan ini.Alergi juga disebut sebagai salah satu faktor organik karena
sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak
3. Faktor
psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun hubungannya
dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti,takut
terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu,
dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah. Tidak
jarang dengan memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu mengurangi
frekwensi muntah klien.
C. Patofisiologi
Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan
cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena
oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis. Kekurangan cairan yang
diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehmgga
cairan ekstraselurer dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun,
demikian pula klorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan
hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini
menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula dan
tertimbunlah zat metabolik yang toksik. Kekurangan Kalium sebagai akibat dari
muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, bertambahnya frekuensi
muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati.
D. Diagnosa
1. Anamnesa :
Amenore, tanda kehamilan muda,muntah terus menerus
2. Pemeriksaan
fisik :
KU = lemah
a. Kesadaran= apatis
sampai koma
b. Nadi >100 x/menit
c. Tekanan darah
menurun
d. Suhu meningkat
3. Pemeriksaan
penunjang : Kadar Na dan
Cl turun
E. Klasifikasi
Hiperemesis gravidarum, menurut berat
ringannya gejala dapat dibagi dalam 3 (tiga) tingkatan yaitu :
1. Tingkat I
a. Muntah terus
menerus sehingga menimbulkan :
1) Dehidrasi : turgor kulit turun
2) Nafsu makan berkurang
3) Berat badan turun
4) Mata cekung dan lidah kering
b. Epigastrium nyeri karena asam lambung meningkat dan terjadi regurgitasi ke esofagus
c. Nadi meningkat dan tekanan darah turun
d. Frekuensi nadi sekitar 100 kali/menit
e. Tampak lemah dan lemas
1) Dehidrasi : turgor kulit turun
2) Nafsu makan berkurang
3) Berat badan turun
4) Mata cekung dan lidah kering
b. Epigastrium nyeri karena asam lambung meningkat dan terjadi regurgitasi ke esofagus
c. Nadi meningkat dan tekanan darah turun
d. Frekuensi nadi sekitar 100 kali/menit
e. Tampak lemah dan lemas
2. Tingkat II
a. Dehidrasi semakin
meningkat akibatnya :
1) Turgor kulit makin turun
2) Lidah kering dan kotor
3) Mata tampak cekung dan sedikit ikteris
b. Kardiovaskuler
1) Frekuensi nadi semakin cepat > 100 kali/menit
2) Nadi kecil karena volume darah turun
3) Suhu badan meningkat
4) Tekanan darah turun
c. Liver
Fungsi hati terganggu sehingga menimbulkan ikterus
d. Ginjal
Dehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal yang yang menyebabkan :
1) Oliguria
2) Anuria
3) Terdapat timbunan benda keton aseton.Aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan
e. Kadang – kadang muntah bercampur darah akibat ruptur esofagus dan pecahnya mukosa lambung pada sindrom mallory weiss.
1) Turgor kulit makin turun
2) Lidah kering dan kotor
3) Mata tampak cekung dan sedikit ikteris
b. Kardiovaskuler
1) Frekuensi nadi semakin cepat > 100 kali/menit
2) Nadi kecil karena volume darah turun
3) Suhu badan meningkat
4) Tekanan darah turun
c. Liver
Fungsi hati terganggu sehingga menimbulkan ikterus
d. Ginjal
Dehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal yang yang menyebabkan :
1) Oliguria
2) Anuria
3) Terdapat timbunan benda keton aseton.Aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan
e. Kadang – kadang muntah bercampur darah akibat ruptur esofagus dan pecahnya mukosa lambung pada sindrom mallory weiss.
3. Tingkat III
a. Keadaan umum lebih
parah
b. Muntah berhenti
c. Sindrom mallory weiss
d. Keadaan kesadran makin menurun hingga mencapai somnollen atau koma
e. Terdapat ensefalopati werniche :
1) Nistagmus
2) Diplopia
3) Gangguan mental
f. Kardiovaskuler
Nadi kecil, tekanan darh menurun, dan temperatur meningkat
g. Gastrointestinal
1) Ikterus semakin berat
2) Terdapat timbunan aseton yang makin tinggi dengan bau yang makin tajam
h. Ginjal
Oliguria semakin parah dan menjadi anuria
b. Muntah berhenti
c. Sindrom mallory weiss
d. Keadaan kesadran makin menurun hingga mencapai somnollen atau koma
e. Terdapat ensefalopati werniche :
1) Nistagmus
2) Diplopia
3) Gangguan mental
f. Kardiovaskuler
Nadi kecil, tekanan darh menurun, dan temperatur meningkat
g. Gastrointestinal
1) Ikterus semakin berat
2) Terdapat timbunan aseton yang makin tinggi dengan bau yang makin tajam
h. Ginjal
Oliguria semakin parah dan menjadi anuria
F. Pencegahan
Prinsip pencegahan untuk mengobati emesis agar tidak menjadi
hiperemesis adalah :
1. Penerapan bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses
fisiologi
2. Makan sedikit tapi sering dengan (makanan kering)
3. Hindari makanan berminyak dan berbau
4. Defekasi teratur
G. Penatalaksanaan
1. Obat-obatan
Sedativa yang sering digunakan adalah Luminal.
Vitamin yang dianjurkan Vitamin B1 dan B6 Keadaan yang lebih berat diberikan
antiemetik sepertiAvopreg,Avomin. Anti histamin ini juga dianjurkan seperti
Dramamin, Avomin. Antasida
2. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang
tetapi cerah dan peredaran udara yang baik.. Kadang-kadang dengan isolasi saja
gejaia-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
3. Terapi
psikologik
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit
dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi
pekerjaan yang serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat
menjadi latar belakang penyakit ini.
4. Cairan
parenteral
Berikan cairan- parenteral yang cukup
elektrolit, karbohidrat dan protein dengan Glukosa 5% dalam cairan garam
fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium dan
vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan
protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.
5. Penghentian
kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak
menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan
psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, tachikardi, ikterus anuria
dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian
perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan
abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh
dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tak boleh menunggu sampai terjadi
gejala ireversibel pada organ vital.
6. Diet
a. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.
Makanan hanya berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1 — 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat – zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.
Makanan hanya berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1 — 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat – zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.
b. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah
berkurang. Secara
berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak
diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi kecuali
vitamin A dan D.
c. Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis
ringan. Menurut
kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini
cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.
H. Prognosis
Dengan penanganan yang baik, prognosis sangat memuaskan. Namun,
pada tingkat yang berat dapat menyebabkan kematian ibu dan janin.
I. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi akibat hiperemesis gravidarum alntara
lain:
a. Komplikasi ringan:
Kehilangan berat
badan, dehodrasi, asidosis dari kekurangan gizi, alkalosis, hipokalemia,
kelemahan otot, kelainan elektrokardiografik, tetani, dan gagguan psikologis.
b. Komplikasi yang mengancam kehidupan:
Rupture oesophageal
berkaitan dengan muntah yang berat, encephalophaty wernicke’s, mielinolisis
pusat pontine, retinal haemorage, kerusakan ginjal, pneumomediastinum secara
spontan, keterlambatan pertumbuhan didalam kandungan, dan kematian janin.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian makalah ini
dapat ditarik kesimpulan:
1.
Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana
penderita mual dan muntah lebih dari 10 kali dalam 24 jam,sehingga mengganggu
kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (Arief.B, 2009)
2. Diagnosa
a.
Anamnesa :
Amenore, tanda kehamilan muda,muntah terus menerus
b. Pemeriksaan
fisik :
KU = lemah
Kesadaran= apatis sampai koma
Nadi >100 x/menit
Tekanan darah menurun
Suhu meningkat
c. Pemeriksaan penunjang : Kadar Na
dan Cl turun
3. Penatalaksanaan
Obat-obatan, Isolasi, Terapi psikologik, Cairan parenteral,
Penghentian kehamilan, Diet.
B. Saran
Diharapkan mahasisiwi kebidanan untuk mengerti
dan memahami tentang hiperemesis gravidarum sehingga dapat melakukan pencegahan
dan penatalaksanaan pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer,Arif dkk : Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta,2001
Mochtar,Rustam:Sinopsis Obstetri.Jakarta,1998
Tidak ada komentar:
Posting Komentar