Sendi (Aticulatio)
dan Ligamen Pelvis
Ada empat sendi
pelvis :
1. Dua artiulatio sacroiliasca
2. Symphsis pubis
3. Articulatio sacrococcygea
a. Dua articulation sacroiliaca
Artiulatio sacroiliaca kanan dan
kiri terletak diantara corpus vertebrae sacralis ke- dank e-22 dan facies
articularis ilium padda kedua sisi. Karena berat tubuh dihantarkan leat pelvis,
maka sendi-sendi ini dapat mengalami tekanan yang berat. Permukaan sacrum dan
illium mempunyai baanyak tonjolan dan cekungan yang ssaling mengunci seperti
jigsa puzzle dan dengan demikian memberikan kestabilan pada sendi tersebut
sesuai dengan kebutuhan, karena terdapat sedikit gerakan sinovia pada setinggi
vertebra sacralis ke-2.
b. Ligamen
Ligamenta saroiliaca yang kuat
mengelilingi sendi ini. Ligamen sacrospinosa dan sacrotuberosa menghubungkan
sacrm dan os coae. Ligamentum sacrotuberosum terentang dari tepi baah sacrum
sampaai tuber ischiadicum. Ligamentum sacrospinosum terentang dari tepi baah
sacrum sampai spina ischiadicum. Semua ligament tersebut secara normal membantu
membatasi gerakan sarum.
c. Symphisis pubis
Sympisis Pubis adalah articculatio
cartilaginosa sekunder yang panjangnya kira-kira 4 cm. facies artikularis dari
ccorus pubis dditutupi oleh artilago hialin, dan suatu discus cartilaginosa
yang menghubungkan kedua corpora tersebut. Ligamentum pubicum mengelilingi
sendi tersebut dan hanya dapat melakukan gerakan yang minimum.
d. Articulation saccro-coccygea
Articulation saccro-coccygea
merupakan artiulatio cartilaginosa sekunder dibentuk oleh tepi bah sacrum dan
dditopang oleh ligamentum sacrococcygeum dan dapat melakukan fleksi dan
ekstensi yang merupakan gerakan pasif saat defekasi dan melahirkan.
Ligamen
poupart uga disebut ligamentum inguinale terentang antara spina ilica anterior
superior dan corpus pssis pubis.
Membrana
obturatoria: Membrana obturatoria menutup oramen obturatorium dan padanya
terdapat celah sempit untuk lewat pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfatika.
Semua
sendi dapat bertambah keluasan gerakannya selama kehamilan karena terjadi
elastisitas(kelenturan) legamen yang memperkuat sendi tersebut akibat adanya
hormon relaksi. Keterang pelvis selama kehamilan akan dditerangkan pada bab
ini.
Macam-macam Pelvis
Macam-macam Pelvis
Dengan menetahui
bentuk pelvis dimungkinkan untuk menyebutkan jenis kelainan, dan kadang-kadang
juga ras seseorang. Klasifikasi normal yang dipakai adalah klasifikasi dari
Caldwell dan Molloy.
Ada empat kelompok utama:
1. Ginekoid
2. Android
3. Platipeloid
4. Anthropoid
Jenis pelvis yang lain yang diperiksa adalah jenis Robert, Naegele, Justo-minor,
dan Pelvis panjang:
a) Pelvis ginekoid
Pelvis ginekoid adalah nama lain dari pelvis wanita normal seperti yang disebukan. Keterangan ringkasan adalah :
Pelvis ginekoid adalah nama lain dari pelvis wanita normal seperti yang disebukan. Keterangan ringkasan adalah :
v
Pintu
masuk : Bulat
v
Kavitas : Mempunyai
sacrum dengan legkungan
v
Pintu
keluar : Mempunyayi
spina ischiadica yang tumpul(bulat), tidak tajam dan tidak menonjol. Arcus
pubis mempunyai sudut yang membulat.
v
Efek pada
persalinan : Kepala, dengan bagian
yang paling bulat(yaitu occiput) di depan, dan presentasi ini merupakan letak
yang paling menguntungkan pada permulaan persalinan.
b) Pelvis adroid
Pada pelvis jenis laki-laki ini tulang-tulangnya lebih berat dibaningkan pelvis anita, dan terdapat beberapa cirri-ciri khusus.
Pada pelvis jenis laki-laki ini tulang-tulangnya lebih berat dibaningkan pelvis anita, dan terdapat beberapa cirri-ciri khusus.
v
Pintu masuk berbentuk Antung, menyebabkan pelvis bagian
depan sangat sempit. Diameter transversa yang diukur antara dua titik terjauh
pada pintu masuk pelvis tidak akan menyilang pusat diameter AP
(anteroposterior), tetapi jauh lebih dekat sacrum, dengan demikian perlu
ditekankan adanya faktor baha terdapat ruang yang lebih luas pada bagian
belakang pelvis dibanding bagian depan.
v
Kavitas
pelvis cekungan sacrum, mempunyai
kurvatura yang buruk; bahkan kurva-tura ini hamper lurus. Sacrum juga lebih
panjang, yang memberikan penampilan kavitas pelvis yang dalam dan seperti
corong. Incisura ischiadica major juga lebih sempit dibandingkan dengan pada
pelvis ginekoid.
v
Pintu ke
luar karena pelvis depan sempit, maka
pintu keluar, yaitu kedua ramus pubis inferior bertemu pada sudut yang jauh
lebih tajam, membentuk angulus subpubicus yang lebih tajam dan mempersempit
ruangan. Spina ischiadica tajam dan membelok ke dalam, dan dengan demikian
diameter tranversa pintu keluar lebih pendek.
v
Efek pada
kelahiran, Karena pelvis belakang lebih bulat bentuknya dan terdapat ruang yang
leboh luas, maka fetus akan terletak dengan occiput berada pada kuadraan
posterior kanan atau kiri. Pada 90% posisi posterior ini, walaupun persalinan
cenderung berlangsung lama, tetapi persalinan berlangsung normal. Beberapa dari
persalinan normal tersebut akan teradi dengan posisi occiput posterior yang
menetap (artinya lahir dengan muka menghadap pubes), sedangkan sebagian kecil
akan memberikan presentasi muka.
Walaupun demikian, sacrum yang
luas akan menyebabkan terhalang rotasi (putaran) kepala janin, spina ischiadica
yang menonjol akan akan menghalangi turunnnya fetus, dan arcus pubis yang
sempit tidak memungkinkan kelahiran ociput. Pada keadaan demikian akan
diperlukan rotasi kepala secara manual (dengan tangan penolong) dan kelahiran
dengan alat atau seksio caesarea.
Pelvis platipeloid
pelvis jenis ini dapat disebabkan oleh faktor perkembangan, rakitis atau faktor herediter. Keadaan demikian sering ditemukan pada wanita-wanita Afrika, mungkin tidak hanya karena faktor diet yang buruk, tetapi juga karena kebiasaan membawa beban berat di kepala pada masa perkembangan.
v
Pintu masuk
Mempunyai diameter anteroposterior yang penddek, tetapi diameter transversa
lebih panjang, sehingga memberikan pintu masuk yang berbentuk ginjal atau
kacang kara.
v
Kavitas
pelvis Diameter-diameternya juga terpengaruh dengan cara yang sama seperti pada
pintu masuk pelvis, tetapi biasanya terdapat ruang untuk kepala fetus.
v
Pintu ke
luar Karena pelvis ini dangkal, maka kedua ramus inferior pubis bertemu dengan
membentuk sudut yang sangat besar untutk membentuk arus pubis yang sangat
besar, dan dengan demikian mempunyai
pintu ke luar yang cukup luas.
Perlu digambarkan
disini adanya pelvis yang sederhana dan dangkal. Pintu masuk pelvis tersebut
menyerupai pelvis rakitik, dengan diameter kavitas pelvis dan pintu keluarnya
lebih kecil daripada normal, tidak seperti pada pelvis rakitik.
v
Efek pada
persalinan Kepala fetus mengalami kesulitan dalam memasuki pintu masuk pelvis,
dan biasanya mengalami presentasi dengan diameter panjang kepala menyilang
diameter transversa dari pintu masuk pelvis yang ruangannya lebih luas. Karena
kepala letaknya tinggi, maka membrane amnii mungkin pecah aal dan ada
kemungkinan terjadinya proplaps
feniculus umbilicalus.
Kemungkinan kejadian-kejadian
berikut dapat merupakan hasil dari kelahiran:
1. Dengan kontraksi uterus yang bai, kepala
akan terdorong mau antara promomtorium dengan symphysis pubis. Kepala ini akan
berguling-guling, melewati pintu masuk pelvis ke kavitas pelvis. Tulang-tulang
tengkorak akan bertumpang tindih satu sama lain dengan adanya tekanan ini, dap
roses ini disebut asinklitisme. Kemudian akan diiikuti oleh kelahiran kepala
dengan cepat.
2. Diameter biparietalis kepala fetus berada
pada diameter sakrokotiloid pintu masuk pelvis, dan kontraksi uterus akan
menyebabkan kepala mengalami ekstensi ketia turun (secara normal pada saat
kepala turun akan terjadi fleksi). Keadaan demikian akan menyebabkan presentasi
muka.
3. Apabila pintu masuk pelvis sangat sempit,
maka kepala fetus tetap mengambang auh diatas pintu masuk pelvis ini, dan
diperlukan seksio caesura. Keadaan demikian sering terjadi di negara-negara yang
perawatan antenatalnya sangat tidak memadai, tetapi cukup sering terjadi di
Inggris pada para wanita yang memperlihatkan tanda-tanda klinik rakitis. Seksio
caesera kemudian dilakukan sebelum pasien berada pada masa persalinan, sehingga
ibu dan bayi akan mengalami risiko traumatik yang lebih kecil.
Pelvis anthropoid Wanita Kaukasia,
yang perawakannya sangat tinggi dengan tungkai yang panjang, biasanya mempunyai
pelvis jenis ini, dan pelvis demikian uga umum terdapat pada wanita Afrika
Selatan.
v
Pintu
masuk berbentuk oval, mempunyai diameter anteroposterior yang panjang, tetapi
diameter transversa lebih pendek.
v
Kavitas
pelvis Cukup memadai (adekuat) pada semua diameternya, tetapi agak dalam.
v
Pintu ke
luar Adekuat pada semua diameternya, dengan arcus pubis yang agak lebar.
v
Efek pada
persalinan Fetus umumnya memperlihatkan presentasi dengan panjang kepala berada
pada diameter anteroposterior pintu masuk pelvis, pintu masuk ini paling mudah
dilalui kepala fetus. Lebih sering occiput terletak pada cekung sacrum dan
bukannya mengarah ke anterior. Kemudian fetus melewati pelvis dengan posisi
yang tetap sama, dan lahirnya dengan posisi oksipitoposterior yang tidak
mengalami reduksi, dan bukannya muka yang menghadap perineum.
v
Pelvis
panang Dalam praktik klinik Palfrey mendapatkan insidens sakralisasi vertebra
lumbalis yang lebih tinggi disbanding dengan apa yang sering dikatakan didalam
buku aar. Pengaruhnya pada persalinan sama dengan pada pelvis anthropoid, yaitu
adanya insidens yang lebih tinggi untuk posisi oksipitoposterior (persisten) dan
juga presentasi bokong.
Pelvis justo-minor Pelvis ini
adalah pelvis ginekoid miniature. Pelvis ini sebenarnya berbentuk ginekoid,
tetapi semua diameternya mengalami pemendekan. Pelvis demikian didapatkan pada
wanita-wanita yang kecil yang tingginya kurang dari 5m. Wanita-wanita demikian akan melahirkan bayi yang kecil
lewat vagina dengan tanpa banyak kesulitan. Di lain pihak, bayi yang labil,
besar memerlukan kelahiran dengan bantuan cunam (forset) atau bahkan dengan
seksio caesarea.
Pelvis sempit pelvis ini merupakan
pelvis yang salah satu atau beberapa diameter pentingnya (yaitu diameter
anteroposterior, oblique, atau transverse pada pintu masuk pelvis, kavitas
pelvis, atau pintu ke luar pelvis) mengalami pengurangan sebesar 1 cm atau lebih.
Dengan demikian terdapat beberapa
kategori utama pelvis, tetapi harus diingat bahwa sebagian besar kelainan ini
tidak dapat dengan mudah dimasukkan ke dalam salah satu kelompok tersebut.
Sebagian besar pelvis hanya mempunyai satu dari ciri-ciri yang beraneka ragam
tersebut.
Sacrum yang lurus yang terdapat
pada pelvis android mungkin merupakan salah satu variasi yang paling banyak
dijumpai pada pelvis tersebut yang merupakan penyulit kebidanan.
Pelvis Robert Pelvis ini tidak
mempunyai alae sacri pada sacrumnya, dan dengan demikian semua diameternya
mengalami pemendekan. Pelvis jenis ini sangat jarang ditemukan dan pelvis
demikian disebabkan oleh kelainan congenital. Untuk kelahiran fetus selalu
dilakukan seksio caesarea.
Pelvis Naegele Pelvis ini pada sacrumnya
hanya mempunyai satu ala sacri, sehingga pelvis ini berbentuk miring. Pelvis
demikian mungkin disebabkan oleh kelainan congenital, tetapi dapat pula disebabkan oleh ruda paksa
(trauma). Pelvis Naegele yang sebenarnya sangat jarang ditemukan, tetapi pelvis
dengan kemiringan ringan dapat juga dijumpai pada wanita yang jalannya pincang
selama beberapa tahun. Seksio caesarea merupakan indikasi untuk melahirkan pada
pelvis demikian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar