Minggu, 30 April 2017

Pelvis

Sendi (Aticulatio) dan Ligamen Pelvis
Ada empat sendi pelvis :
1.       Dua artiulatio sacroiliasca
2.       Symphsis pubis
3.       Articulatio sacrococcygea

a.       Dua articulation sacroiliaca
Artiulatio sacroiliaca kanan dan kiri terletak diantara corpus vertebrae sacralis ke- dank e-22 dan facies articularis ilium padda kedua sisi. Karena berat tubuh dihantarkan leat pelvis, maka sendi-sendi ini dapat mengalami tekanan yang berat. Permukaan sacrum dan illium mempunyai baanyak tonjolan dan cekungan yang ssaling mengunci seperti jigsa puzzle dan dengan demikian memberikan kestabilan pada sendi tersebut sesuai dengan kebutuhan, karena terdapat sedikit gerakan sinovia pada setinggi vertebra sacralis ke-2.

b.      Ligamen
Ligamenta saroiliaca yang kuat mengelilingi sendi ini. Ligamen sacrospinosa dan sacrotuberosa menghubungkan sacrm dan os coae. Ligamentum sacrotuberosum terentang dari tepi baah sacrum sampaai tuber ischiadicum. Ligamentum sacrospinosum terentang dari tepi baah sacrum sampai spina ischiadicum. Semua ligament tersebut secara normal membantu membatasi  gerakan sarum.

c.       Symphisis pubis
Sympisis Pubis adalah articculatio cartilaginosa sekunder yang panjangnya kira-kira 4 cm. facies artikularis dari ccorus pubis dditutupi oleh artilago hialin, dan suatu discus cartilaginosa yang menghubungkan kedua corpora tersebut. Ligamentum pubicum mengelilingi sendi tersebut dan hanya dapat melakukan gerakan yang minimum.
d.      Articulation saccro-coccygea
Articulation saccro-coccygea merupakan artiulatio cartilaginosa sekunder dibentuk oleh tepi bah sacrum dan dditopang oleh ligamentum sacrococcygeum dan dapat melakukan fleksi dan ekstensi yang merupakan gerakan pasif saat defekasi dan melahirkan.
        Ligamen poupart uga disebut ligamentum inguinale terentang antara spina ilica anterior superior dan corpus pssis pubis.
        Membrana obturatoria: Membrana obturatoria menutup oramen obturatorium dan padanya terdapat celah sempit untuk lewat pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfatika.
        Semua sendi dapat bertambah keluasan gerakannya selama kehamilan karena terjadi elastisitas(kelenturan) legamen yang memperkuat sendi tersebut akibat adanya hormon relaksi. Keterang pelvis selama kehamilan akan dditerangkan pada bab ini.

Macam-macam Pelvis
Macam-macam Pelvis
Dengan menetahui bentuk pelvis dimungkinkan untuk menyebutkan jenis kelainan, dan kadang-kadang juga ras seseorang. Klasifikasi normal yang dipakai adalah klasifikasi dari Caldwell dan Molloy.
                Ada empat kelompok utama:
1.       Ginekoid
2.       Android
3.       Platipeloid
4.       Anthropoid
Jenis pelvis yang lain yang diperiksa adalah jenis Robert, Naegele, Justo-minor, dan Pelvis panjang:
a)      Pelvis ginekoid
Pelvis ginekoid adalah nama lain dari pelvis wanita normal seperti yang disebukan. Keterangan ringkasan adalah :
v  Pintu masuk                       :  Bulat
v  Kavitas                                 : Mempunyai sacrum dengan legkungan
v  Pintu keluar                       : Mempunyayi spina ischiadica yang tumpul(bulat), tidak tajam dan tidak menonjol. Arcus pubis mempunyai sudut yang membulat.
v  Efek pada persalinan     : Kepala, dengan bagian yang paling bulat(yaitu occiput) di depan, dan presentasi ini merupakan letak yang paling menguntungkan pada permulaan persalinan.
b)      Pelvis adroid
Pada pelvis jenis laki-laki ini tulang-tulangnya lebih berat dibaningkan pelvis anita, dan terdapat beberapa cirri-ciri khusus.
v  Pintu masuk   berbentuk Antung, menyebabkan pelvis bagian depan sangat sempit. Diameter transversa yang diukur antara dua titik terjauh pada pintu masuk pelvis tidak akan menyilang pusat diameter AP (anteroposterior), tetapi jauh lebih dekat sacrum, dengan demikian perlu ditekankan adanya faktor baha terdapat ruang yang lebih luas pada bagian belakang pelvis dibanding bagian depan.
v  Kavitas pelvis  cekungan sacrum, mempunyai kurvatura yang buruk; bahkan kurva-tura ini hamper lurus. Sacrum juga lebih panjang, yang memberikan penampilan kavitas pelvis yang dalam dan seperti corong. Incisura ischiadica major juga lebih sempit dibandingkan dengan pada pelvis ginekoid.
v  Pintu ke luar  karena pelvis depan sempit, maka pintu keluar, yaitu kedua ramus pubis inferior bertemu pada sudut yang jauh lebih tajam, membentuk angulus subpubicus yang lebih tajam dan mempersempit ruangan. Spina ischiadica tajam dan membelok ke dalam, dan dengan demikian diameter tranversa pintu keluar lebih pendek.
v  Efek pada kelahiran, Karena pelvis belakang lebih bulat bentuknya dan terdapat ruang yang leboh luas, maka fetus akan terletak dengan occiput berada pada kuadraan posterior kanan atau kiri. Pada 90% posisi posterior ini, walaupun persalinan cenderung berlangsung lama, tetapi persalinan berlangsung normal. Beberapa dari persalinan normal tersebut akan teradi dengan posisi occiput posterior yang menetap (artinya lahir dengan muka menghadap pubes), sedangkan sebagian kecil akan memberikan presentasi muka. 
Walaupun demikian, sacrum yang luas akan menyebabkan terhalang rotasi (putaran) kepala janin, spina ischiadica yang menonjol akan akan menghalangi turunnnya fetus, dan arcus pubis yang sempit tidak memungkinkan kelahiran ociput. Pada keadaan demikian akan diperlukan rotasi kepala secara manual (dengan tangan penolong) dan kelahiran dengan alat atau seksio caesarea.

Pelvis platipeloid

pelvis jenis ini dapat disebabkan oleh faktor perkembangan, rakitis atau faktor herediter. Keadaan demikian sering ditemukan pada wanita-wanita Afrika, mungkin tidak hanya karena faktor diet yang buruk, tetapi juga karena kebiasaan membawa beban berat di kepala pada masa perkembangan.
v  Pintu masuk Mempunyai diameter anteroposterior yang penddek, tetapi diameter transversa lebih panjang, sehingga memberikan pintu masuk yang berbentuk ginjal atau kacang kara.
v  Kavitas pelvis Diameter-diameternya juga terpengaruh dengan cara yang sama seperti pada pintu masuk pelvis, tetapi biasanya terdapat ruang untuk kepala fetus.
v  Pintu ke luar Karena pelvis ini dangkal, maka kedua ramus inferior pubis bertemu dengan membentuk sudut yang sangat besar untutk membentuk arus pubis yang sangat besar, dan dengan  demikian mempunyai pintu ke luar yang cukup luas.
                         Perlu digambarkan disini adanya pelvis yang sederhana dan dangkal. Pintu masuk pelvis tersebut menyerupai pelvis rakitik, dengan diameter kavitas pelvis dan pintu keluarnya lebih kecil daripada normal, tidak seperti pada pelvis rakitik.
v  Efek pada persalinan Kepala fetus mengalami kesulitan dalam memasuki pintu masuk pelvis, dan biasanya mengalami presentasi dengan diameter panjang kepala menyilang diameter transversa dari pintu masuk pelvis yang ruangannya lebih luas. Karena kepala letaknya tinggi, maka membrane amnii mungkin pecah aal dan ada kemungkinan  terjadinya proplaps feniculus umbilicalus.
Kemungkinan kejadian-kejadian berikut dapat merupakan hasil dari kelahiran:
1.       Dengan kontraksi uterus yang bai, kepala akan terdorong mau antara promomtorium dengan symphysis pubis. Kepala ini akan berguling-guling, melewati pintu masuk pelvis ke kavitas pelvis. Tulang-tulang tengkorak akan bertumpang tindih satu sama lain dengan adanya tekanan ini, dap roses ini disebut asinklitisme. Kemudian akan diiikuti oleh kelahiran kepala dengan cepat.
2.       Diameter biparietalis kepala fetus berada pada diameter sakrokotiloid pintu masuk pelvis, dan kontraksi uterus akan menyebabkan kepala mengalami ekstensi ketia turun (secara normal pada saat kepala turun akan terjadi fleksi). Keadaan demikian akan menyebabkan presentasi muka.
3.       Apabila pintu masuk pelvis sangat sempit, maka kepala fetus tetap mengambang auh diatas pintu masuk pelvis ini, dan diperlukan seksio caesura. Keadaan demikian sering terjadi di negara-negara yang perawatan antenatalnya sangat tidak memadai, tetapi cukup sering terjadi di Inggris pada para wanita yang memperlihatkan tanda-tanda klinik rakitis. Seksio caesera kemudian dilakukan sebelum pasien berada pada masa persalinan, sehingga ibu dan bayi akan mengalami risiko traumatik yang lebih kecil.

Pelvis anthropoid Wanita Kaukasia, yang perawakannya sangat tinggi dengan tungkai yang panjang, biasanya mempunyai pelvis jenis ini, dan pelvis demikian uga umum terdapat pada wanita Afrika Selatan.
v  Pintu masuk berbentuk oval, mempunyai diameter anteroposterior yang panjang, tetapi diameter transversa lebih pendek.
v  Kavitas pelvis Cukup memadai (adekuat) pada semua diameternya, tetapi agak dalam.
v  Pintu ke luar Adekuat pada semua diameternya, dengan arcus pubis yang agak lebar.
v  Efek pada persalinan Fetus umumnya memperlihatkan presentasi dengan panjang kepala berada pada diameter anteroposterior pintu masuk pelvis, pintu masuk ini paling mudah dilalui kepala fetus. Lebih sering occiput terletak pada cekung sacrum dan bukannya mengarah ke anterior. Kemudian fetus melewati pelvis dengan posisi yang tetap sama, dan lahirnya dengan posisi oksipitoposterior yang tidak mengalami reduksi, dan bukannya muka yang menghadap perineum.
v  Pelvis panang Dalam praktik klinik Palfrey mendapatkan insidens sakralisasi vertebra lumbalis yang lebih tinggi disbanding dengan apa yang sering dikatakan didalam buku aar. Pengaruhnya pada persalinan sama dengan pada pelvis anthropoid, yaitu adanya insidens yang lebih tinggi untuk posisi oksipitoposterior (persisten) dan juga presentasi bokong.

Pelvis justo-minor Pelvis ini adalah pelvis ginekoid miniature. Pelvis ini sebenarnya berbentuk ginekoid, tetapi semua diameternya mengalami pemendekan. Pelvis demikian didapatkan pada wanita-wanita yang kecil yang tingginya kurang dari 5m. Wanita-wanita  demikian akan melahirkan bayi yang kecil lewat vagina dengan tanpa banyak kesulitan. Di lain pihak, bayi yang labil, besar memerlukan kelahiran dengan bantuan cunam (forset) atau bahkan dengan seksio caesarea.

Pelvis sempit pelvis ini merupakan pelvis yang salah satu atau beberapa diameter pentingnya (yaitu diameter anteroposterior, oblique, atau transverse pada pintu masuk pelvis, kavitas pelvis, atau pintu ke luar pelvis) mengalami pengurangan sebesar 1 cm atau lebih.
Dengan demikian terdapat beberapa kategori utama pelvis, tetapi harus diingat bahwa sebagian besar kelainan ini tidak dapat dengan mudah dimasukkan ke dalam salah satu kelompok tersebut. Sebagian besar pelvis hanya mempunyai satu dari ciri-ciri yang beraneka ragam tersebut.
Sacrum yang lurus yang terdapat pada pelvis android mungkin merupakan salah satu variasi yang paling banyak dijumpai pada pelvis tersebut yang merupakan penyulit kebidanan.

Pelvis Robert Pelvis ini tidak mempunyai alae sacri pada sacrumnya, dan dengan demikian semua diameternya mengalami pemendekan. Pelvis jenis ini sangat jarang ditemukan dan pelvis demikian disebabkan oleh kelainan congenital. Untuk kelahiran fetus selalu dilakukan seksio caesarea.

Pelvis Naegele Pelvis ini pada sacrumnya hanya mempunyai satu ala sacri, sehingga pelvis ini berbentuk miring. Pelvis demikian mungkin disebabkan oleh kelainan congenital, tetapi  dapat pula disebabkan oleh ruda paksa (trauma). Pelvis Naegele yang sebenarnya sangat jarang ditemukan, tetapi pelvis dengan kemiringan ringan dapat juga dijumpai pada wanita yang jalannya pincang selama beberapa tahun. Seksio caesarea merupakan indikasi untuk melahirkan pada pelvis demikian.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar