BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Seorang ibu yang memliki pola makan gizi eimbang selama masa hidupnya, akan tetap sehat selama hamil dan dapat mengoptimalkan potensi genetik anaknya. Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan, namun yang sering kali menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa moneral seperti zat besi dan kalsium (Sibagariang, 2011).
Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal perlu tambahan kira-kira 80.000 kalori selama masa kurang lebih 280 hari. Hal ini berarti perlu tambahan ekstra sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari selama hamil.Energi yang tersembunyi dalam protein di taksir sebanyak 5180 kkal, dan lemak 36.337 kkal. Agar energi ini bisa ditabung masih dibutuhkan tambahan energi sebanyak 26.244 kkal, yang digunakan untuk mengubah energi yang terkait dalam makanan menjadi energi yang bisa di metabolisir. Dengan demikian jumlah total energi yang harus tersedia selama kehamilan adalah 74.537 kkal dibulatkan menjadi 80000 kkl (Sibagariang, 2011).
Solusi untuk makanan ibu hamil juga diperlukan agar kebutuhan gizi tetap terpenuhi, ibu bisa menyiasati dengan makan sedikit-sedikit, tetapi intensitasnya lebih sering. Makanannya pun harus dipilih yang segar dan tidak mengandung lemak karena akan merangsang mual dan muntah. Dianjurkan untuk mengkonsumsi buah segar atau dibuat jus, sayuran, kue kering dan seefood (Wibisono, 2011).
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana kebutuhan zat gizi pada tahap kehamilan (Trimester I,II,III) ?
2. Apa Faktor yang mempengaruhi kebutuhan zat gizi pada saat kehamilan ?
3. Bagaimana Fisiologi masa kehamilan ?
4. Apa yang dimaksud Preeklamsia dan eklamsia ?
5. Apa saja Penyakit penyerta pada saat kehamilan ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui kebutuhan zat gizi pada tahap kehamilan (Transmisi I,II,III)
2. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi kebutuhan zat gizi pada saat kehamilan
3. Untuk mengetahui fisiologi masa kehamilan
4. Untuk mengetahui Preeklamasi dan Eklamasi
5. Untuk mengetahui penyakit penyerta pada saat kehamilan
1.4 Manfaat
1. Bagi institusi
Sebagai tambahan materi atau sumber referensi bagi institusi
2. Bagi mahasiswa
Sebagai tambahan untuk pemenuhan tugas bagi mahasiswa
3. Bagi masyarakat
Sebagai tambahan wawasan dan ilmu pengetahuan bagi masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kebutuhan zat gizi pada tahap kehamilan
2.1.1 Trimester I
Pada trimester pertama, ibu hamil biasanya mengalami morning sickness, dengan gejala mual, muntah, dan nafsu makan berkurang. Jika ibu hamil enggan makan, bisa berdampak buruk terhadap kesehatan ibu, misalnya, mengalami kekurangan gizi. Selama hamil, ibu memerlukan semua zat gizi. Oleh karena itu kebutuhan energi, protein, vitamin, mineral bertambah. Selama kehamilan, diperlukan tambahan protein, rata-rata 17 gram/hari. Akan tetapi pada trimester pertama belum bisa terpenuhi. Diharapkan 1g/kg protein.
1. Kebutuhan zat gizi minggu ke – 1 s/d minggu ke- 4
Pada periode kehamilan ini calon ibu perlu mengonsumsi makanan bergizi tinggi untuk mencukupi kebutuhan kalori tubuh ibu dan janin yang bertambah 180 kkal per hari dari konsumsi kebutuhan tidak hamil sebesar 2200 kkal. Selain untuk memenuhi kebutuhan energy yang diperlukan oleh si ibu, gizi ini diperlukan karena janin sedang terbentuk secara pusat pada periode kehamilan ini.
2. Kebutuhan zat gizi minggu ke-5 s/d ke-6
Pada kehamilan minggu ke-5 si ibu biasanya akan mulai ditandai mual dan mutah. Agar konsumsi makanan tetap masuk tidak terganggu oleh rasa mual dan muntah. Hal ini dapat disiasati dalam makan porsi kecil tapi sering. Konsumsi makanan selagi segar dan hangat.
3. Kebutuhan zat Gizi minggu ke-7 s/d minggu ke-8
Ibu perlu mengonsumsi aneka jenis makanan berkalsium tinggi untuk menunjang pembentuka tulang rangka tubuh janin yang berlangsung saat ini. Kebutuhan kalsium ibu hamil ditambah 10 mg dari kebutuhan ibu wanita tidak hamil sebesar 800 mg.
4. Kebutuhan zat gizi minggu ke-9 s/d minggu ke-12
Pada minggu ke-9, ibu jangan sampai menambah kebutuhan asam folat 0,2 dari kebutuhan wanita tidak hamil sebesar 400. Banyak mengonsumsi juga vitamin c dengan menambah 200 mg dari kebutuhan wanita tidak hamil sebanyak 75 mg. Pada minggu ke 10, saatnya ibu makan banyak protein untuk memperoleh asam amino yang tingi yang berfungsi untuk pembentukan otak janin. Pada minggu ke-12 ibu hamil penuhi vitamin tinggi agar janin tidak mengalami cacat saat lahir. Kebutuhan vitaminnya meliputi A, B1, B2, B3 dan B4 (Kristianto, 2014)
2.1.2 Trimester II
Trimester kedua, gangguan morning sickness sudah berkurang, namun kebutuhan gizi ibu hamil kian bertambah karena pertumbuhan janin lebih cepat daripada waktu trimester pertama. Asupan protein bagi ibu hamil harus bertambah, asupan kalori juga harus tercukupi. Protein dan kalori akan digunakan untuk membentuk plasenta, ketuban, menambah volume darah, dan mengalirkannya ke seluruh tubuh.
Pada trimester ke dua, ibu hamil sudah mulai mempunyai nafsu makan. 1,5 g/kg berta badan protein/ hari diperkirakan dapat terpenuhi. Pada trimester ke tiga nafsu makan tambah besar
1. Kebutuhan zat gizi minggu 13 s/d minggu ke-16
Jangan makan coklat, minum kopi, dan the. Sebab kafeinnya juga terdapat di teh, kola, dan cokelat. Berisiko mengaganggu perkembangan saraf pusat janin yang mulai berkembang. Ibu perlu menambah asupan makanan setara dengan 300 kilo kalori perhari untuk tumbuhan energy yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang janin.
2. Kebutuhan zat gizi minggu 17 s/d minggu ke – 23
Ibu jangan sampai lupa makan sayur dan buah serta cairan utuk mencegah sembelit. Kebutuhan cairan tubuh meningkat pada periode kehamilan minggu-minggu ini. Pastikan ibu minum 8-10 gelas air putih setiap harinya. Selain itu konsumsi sumber zat besidan vitamin C untuk mengoptimalkan pembentukan sel darah merah baru, sebab jantung dan sistem peredaran darah janin sedang berkembang.
3. Kebutuhan zat Gizi minggu 24/minggu ke 28
Pada minggu ke 28 ibu perbanyak mengonsumsi makanan yang mengandung asam lemak omega 3,fungsinya bagi pembentukan otak dan kecerdasan janin.vitamin E tinggi sebagai antioksidan harus dipenuhi pula pada kehamilan minggu ke 28 ini (Kristianto, 2014).
2.1.3 Trimester III
Trimester ke tiga janin semaki besar dan kebutuhan gizi ibu hamil meningkat. Selain protein, kalori, dan vitamin pada trimester ini ibu hamil juga harus memerhatikan asupan zat besi. Ibu hamil dapat mengonsumsi suplemen zat besi dengan pengawasan dokter selama masa kehamilan. Mineral lain yang dibutuhkan adalah iyodium, yang berfungsi sebagai pembentuk senyawa tiroksin. Senyawa ini berguna untuk mengontrol metabolisme sel. Kekurangan iodium bisa menyebabkan bayi lahir kerdil dan pertumbuhannya terhambat (Sutomo, 2011).
pada trimester ke tiga ini protein bisa mencapai 2g/kg berat badan/hari. Jenis protein yang dikonsumsi sebaiknya mempunyai nilai biologi tinggi seperti daging, ikan, telur, tahu, tempe, kacang-kacangan, bji-bijian, susu, sayuran, buah-buahan dan yogurt.
Pada kehamilan periode trimester periode ke 3 ini,ibu hamil buth bekal energi yang memadai.selain itu untuk mengatasi beban yangsangat berat juga sebagai cadangan energy untuk persalinan kelak.pertumbuhan otak janin akan terjadi cepat sekali pada dua bulan terakhir menjelang persalinan (Kristianto, 2014).
2.2 Faktor yang mempengaruhi kebutuhan zat gizi pada kehamilan
1. Berat badan
Berat badan yang lebih ataupun kurang dari pada berat badan rata-rata untuk umur tertentu merupakan faktor untuk menentukan jumlah zat makanan yang harus diberikan agar kehamilannya berjalan lancar. Di negara maju, pertambahan berat badan selama hamil sekitar 12-14 kg. Jika ibu kekurangan gizi, pertambahannya hanya 7-8 kg dengan akibat akan melahirkan bayi dengan BBLR.
2. Suhu lingkungan
Suhu tubuh dipertahankan pada 36,5-37 derajat c untuk metabolisme yang optimum. Dengan adanya perubahan suhu antara tubuh dan lingkungannya, maka tubuh melepaskan sebagian panasnya yang harus diganti dengan hasil metabolisme tubuh. Maka lebih besar perbedaan suhu tubuh dan lingkungannya berarti lebih besar pula masukan energi yang diperlukan (Putri, 2013).
3. Aktivitas
Setiap aktivitas memerlukan energi, makin banyak aktivitas yang dilakukan makin banyak energi yang diperlukan tubuh.
4. Status kesehatan
Pada kondisi asupan energi tidak boleh dilupakan. Ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi tablet yang mengandung zat besi atau makanan yang mengandung zat besi seperti : hati, bayam dan sebagainya
5. Kebiasaan dan pandangan terhadap wanita
Pada umumnya kaum wanita lebih memberikan perhatian khusus pada kepala keluarga dan anak-anaknya. Ibu hamil harus mengkonsumsi kalori paling sedikit 3000 kal setiap hari. Ibu hamil harus memeriksakan kehamilannya kepada petugas kesehatan paling sedikit empat kali selama masa kehamilannya.
6. Pengetahuan zat gizi dalam makanan
Didalam perencanaan dan penyusunan makanan kaum ibu atau wanita dewasa sangat berperan penting. Banyak faktor yang mempengaruhi antara lain kemampuan keluarga untuk membeli makanan atau pengetahuan tentang gizi. Ngidam adalah pertanda bahwa di dalam tubuh ibu hamil ada perubahan besar yang menyangkut susunan enzim dan hormon. Dengan demikian tubuh ibu menjadi lebih efisien menyerap zat gizi dari makanan sehari-hari.
7. Status kehamilan
Baik status ekonomi maupun status sosial sangat mempengaruhi seorang wanita dalam memilih makanannya
8. Umur
Lebih muda umur seorang wanita yang hamil lebih banyak energy yang diperlukan (Sibagariang, 2011).
2.3 Fisiologis masa kehamilan
1. Masa embrio
Masa kehidupan intrauterine manusia secara umum di bagi menjadi dua tahap atau periode, yaitu masa embrional dan fetal. Masa embrional meliputi masa pertumbuhan intrauterine sampai usia kehamilan 8 miggu, ketika ovum yang dibuahi( zigot) mengadakan pembelahan dan diferensiasi sel-sel menjadi organ-organ yang hampir lengkap sampai terbentuk struktur yang akan berkembang menjadi bentuk manusia. Proses pembentukan organ dari tidak ada menjadi ada ini (organogenesis) pada sistem organ, misalnya sistem sirkulasi, berlanjut terus samapi minggu ke 12 sehingga berapa sumber mengklasifikasikan pertumbuhan masa embrional sampai dengan minggu ke 12 (Hakimi, 2013).
2. Masa fetal
Masa fetal meliputi masa pertumbuhan intrauterine antara usia kehamilan minggu ke 8-12 sampai dengan sekitar minggu ke 40 (pada kehamilan normal/atrem), ketika organisme yang telah memiliki struktur lengkap tersebut mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sampai pada keadaan yang memungkinkan untuk hidup dan berfungsi di dunia luar (ekstra uterine).
Pada masa kehamilan ada beberapa perubahan pada hampir semua sistem organ pada martenal.perubashan ini diawali dengan adanya sekresi hormon dari korpus leteum dan plasenta.efek mekanis pada pembesaran uterus dan kompresi dari setruktur sekitar uterus memegang peranan penting pada trinester ke 2 dan ke 3.perubahan fisiologis seperti ini memiliki implikasi yang relefan bagi dokter anastesi untuk memberikan perawatan pasien yang hamil.perubahan yang relefan meliputi perubahan fungsi hematologi kardio faskuler,fentilasi,metabolik,dan gastrotestinal (tobing 2013).
2.4 Preeklamsia dan Eklamsia
2.4.1 Preeklamsia
Preeklamsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin, dan selama masa infas yang terdiri atas trias gejala, yaitu hipertensi protein nuria, dan edema, kadang-kadang disertai konfulsi sampai koma. Ibu tersebut tidak menunjukan tanda-tanda vascular atau hipertensi sebelumnya. Preeklamsia itu ada dua:
1. Preeklamsia ringan
a. Istirahat ditempat tidur.
b. Beridiet rendah garam.
c. Beri obat penenang.
d. Hindari pemberian diuretika dan anti hipertensi.
2. Preeklamsia berat
a. Bila usia kehamilan >< 36 minggu dan memberikan respon trapi yang baik, maka kehamilan dipertahankan dan penggakhiran dilakukan pada usia > 36 minggu.
b. Bila tidak ada respon terhadap terapi atau keadaan makin memburuk, maka dilakukan terminasi kehamilan.
3. Diet Ibu hamil pada preeklamsia
1. Diet preeklamsia I
Disebut juga dengan preeklamsia berat perlu diperhatikan dalam konsumsi susu, buah – buahan, kurangi kalori & semua zat gizi kecuali kalsium, vitamin A/ vitamin C. Diberikan hanya 1-2 hari, nilai gizi sehari diet : 1032 kal, 20 g protein, 19 g lemak, 211 g kh, 0,6 g kalsium, 2476 SI vitamin A, 246 mg vitamin C & 228 mg Na. Jumlah cairan minimal 1500 Ml/hari per orang & kurangnya scr parenteral.
2. Diet preeklamsia II
Preeklamsia ini juga tidak terlalu berat, makanan harus dalam bentuk lunak dan diet rendah garam yodium. Makanan harus rendah kalori, kalsium dan cukup zat gizi lain. Nilai gizi sehari diet :1600 56 g protein, 44 g lemak, 261 g kh, 0,5 gr kalsium, 9227 Si vitamin A, 212 mg vitamin C & 248 mg Na.
3. Diet preeklamsia III
Disebut juga dengan pre eklamsia ringan dimana makanan harus cukup zat gizi, protein, rendah garam, makanan bentuk lunak dan biasa. Nilai gizi sehari diet : 2128 kkal 80 gram protein, 63 gram lemak, 305 gram kh, 0,8 g kalsium, 10016 Si vitamin A, 213 mg vitamin C dan 403 mg Na.
2.4.2 Eklamsia
Pada prinsipnya eklamsia harus segera dilakukan terminasi kehamilan tanpa memandang usia kehamilan , sebaiknya diupayakan kelahiran per vaginam, dengan mempersingkat kala II.
Pada pasien yang belum in-partu, dapat dilakukan induksi persalinan dan diharapkan dalam 12 jam induksi persalinan telah memasuki fase aktif. Bila lebih 12 jam ternyata belum mencapai fase aktif, dapat dilakukan seksio sesaria dengan mengingat syarat, komplikasi dan kontraindikasi pada pasien.
2.5 Penyakit penyerta pada saat kehami lan
1. Hipertensi
Dalam kehamilan merupakan hiprertensi yang terjadi pada saat kehamilan berlangsung pada usia kandungan lebih dari > 20 minggu. hal ini terjadi pada wanita hamil dengan usia dibawah 20 tahun, dan usia diatas 35 tahun (Wijaya, 2014).
2. Anemia
Dalam kehamilan paling sering dijumpai adalah anemia akibat kekurangan zat besi (Fe). Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang intake unsur zat besi, gangguan penggunaan terlalu bnyak zat besi yang keluar dari badan, misalnya pada perdarahan (Naibahu, 2011).
3. Ashma
Ashma merupakan masalah kesehatan yang serius pada ibu hamil dan pada saat persalinan. Penyakit ini disebabkan oleh faktor genetik ataupun faktor lingkungan (Hertantio, 2013).
4. Diabetes militus
Diabetes militus didefinisikan sebagai derajat apapun intolerensi glukosa dengan konsep atau pengakuan pertama selama kehamilan. Hal ini berlaku baik insulin atau modifikasi diet digunakan untuk pengobatan dan apakah kondisi tersebut berlangsung setelah kehamilan ( Ganatipan, 2012).
5. Hipotiroid
Hipotiroit berat pada ibu berhubungan dengan kerusakan perkembangan intelektual anak diduga akibat suplay trasplasenta yang tidak ada kuat selama kehamilan (gerry 2013).
BAB III
PENUTUP
2.3 Kesimpulan
Status gizi pada kehamilan dapat mempengaruhi ibu dan bayi selama hamil. Pertumbuhan dan perkembangan janin sangat dipengaruhi oleh asupan gizi ibu. Karena kebutuhan gizi janin berasal dari ibu. Bahan pangan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil harus meliputi enam kelompok, yaitu makanan yang mengandung protein, baik hewani maupun nabati, susu dan olahannya. Sumber karbohidrat baik dari roti ataupun biji-bijian, buah dan sayur yang tinggi kandungan vitamin c, sayuran berwarna hijau tua, serta buah dan sayur lain.
2.4 Saran
1. Untuk institusi
Agar institusi dapat memberikan suatu pemahaman konsep yang lebih berpotensi untuk maha siswa.
2. Mahasiswa
Agar mahasiswa dapat memperbaiki serta memperhatikan pembuatan makalah selanjutnya, khususnya tentang kebutuhan gizi ibu hamil.
3. Masyarakat
Agar masyarakat dapat menerapkan tentang kebutuhan gizi ibu hamil.
DAFTAR PUSTAKA
Ganathipan, B. (2012). Diabetes Milithus Pada Ibu Hamil. Retrieved from http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32649/3/Chapter%20II.pdf
Garry, J. (2013). Penyakit Tiroid Pada Kehamilan. lampung: http://www.kalbemed.com/Portals/6/09_206Penyakit%20Tiroid%20pada%20Kehamilan.pdf.
Hertantio, B. (2013). Penyakit Asma Pada Ibu Hamil. Retrieved from http://digilib.unila.ac.id/1375/7/BAB%20II.pdf
Naibaho, S. (2011). Anemia Pada Kehamilan. Retrieved from http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30073/4/Chapter%20II.pdf
Putri, D. (2013). Faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil. Retrieved from http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41225/3/Chapter%20II.pdf
Sibagaring, E. E. (2011). Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Trans Info Media.
Siswosuharjo, S. (2012). Panduan Super Lengkap Hamil Sehat. PT Niaga Swadaya.
Sutomo, B. (2011). Menu Sehat Untuk Ibu Hamil. Jakarta: DeMedia.
Tobing, J. (2013). Perubahan Fisiologi Ibu Hamil. Retrieved from http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35224/4/Chapter%20II.pdf
Wijaya, F. (2013). Hipertensi Pada Kehamilan. Retrieved from http://eprints.ums.ac.id/30980/2/BAB_I.pdf
Kristianto. (2014). Kebutuhan Gizi Ibu Hamil. Surabaya : Grenada Group Production
Tidak ada komentar:
Posting Komentar