MAKALAH ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
TUGAS PENDEKATAN MELALUI PAGUYUBAN
![]() |
Disusun Oleh :
Kelompok 3
PRODI D4 BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TA 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepadat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah ilmu sosial budaya dasar dalam pendekatan
melalui paguyuban.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
Besar harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat
sebagai informasi ataupun pengetahuan bagi pembaca dan dapat menjadi literatur
guna membantu siswa dalam belajar mata kuliah ilmu sosial budaya dasar dalam
pendekatan melalui paguyuban.
Yogyakarta, 23 April 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Negara
Indonesia memiliki bermacam-macam agama dan budaya. Selain itu bangsa Indonesia
juga memiliki begitu banyak kesenian tradisional serta perkumpulan-perkumpulan
dari berbagai suku /kesamaan yang biasanya disebut paguyuban. Dalam memberikan
praktek pelayanan kebidanan perlu kita lakukan pendekatan diantaranya
pendekatan melalui agama, kesenian tradisi, paguyuban serta dengan cara-cara
lainnya. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan masyarakat menerima bahwa
pelayanan atau informasi yang diberikan petugas bukanlah sesuatu yang tabu.
Dalam memberikan pelayanan kebidanan seorang bidan tebih bersifat Promotif dan
Preventif bukan bersifat Kuratif, serta mampu menggerakkan Peran Serta
Masyarakat dalam upaya sesuai dengan prinsip-prinsip PHC. Seorang bidan juga
harus memiliki kompetensi yang cukup berkaitan dengan tugas, peran serta
tanggungjawabnya dalam menggerakkan PSM khususnya berkaitan dengan kesehatan
ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, anak remaja dan usia
lanjut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian paguyuban?
2. Apa saja ciri-ciri paguyuban?
3. Apa saja tipe-tipe paguyuban di
masyarakat?
4. Bagaimana pelayanan kebidanan dengan
pendekatan paguyuban?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian
paguyuban.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri
paguyuban.
3. Untuk mengetahui tipe-tipe paguyuban
di masyarakat.
4. Untuk mengetahui pelayanan kebidanan
dengan pendekatan paguyuban
D. Manfaat Penulisan
1. Agar kita mengetahui pengertian
paguyuban.
2. Agar kita mengetahui ciri-ciri
paguyuban.
3. Agar kita mengetahui tipe-tipe
paguyuban di masyarakat.
4. Agar kita mengetahui pelayanan
kebidanan dengan pendekatan paguyuban
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Paguyuban atau Gemeinschaft adalah suatu kelompok atau
masyarakat yang diantara para warganya di warnai dengan hubungan-hubungan
sosial yang penuh rasa kekeluargaan, bersifat batiniah dan kekal,serta jauh dan
pamrih-pamrih.
Paguyuban atau gemeinschaft
adalah bentuk kehidupan bersama di mana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan
batin yang murni dan bersifat alamiah serta kekal. Dasar hubungan tersebut
adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memang telah dikodratkan.
Kehidupan tersebut dinamakan juga bersifat nyata dan organis.
B. Ciri-Ciri Paguyuban
Menurut Ferdinand tones cirri-ciri
pokok dari paguyuban antara lain :
1.
Intimate : hubungan menyeluruh yang mesra
2.
Private : hubungan bersifat pribadi, yaitu khusus
untuk beberapa orang saja
3.
Exclusive : bahwa hubungan tersebut hanyalah untuk
“kita” saja dan tidak untuk orang lain diluar “kita”
Sedangkan secara umum cirri-ciri paguyuban yaitu :
1.
Adanya hubungan perasaan kasih sayang.
2.
Adanya keinginan untuk meningkatkan kebersamaan.
3.
Tidak suka menonjolkan diri.
4.
Selalu memegang teguh adat lama yang konservatif.
5.
Sifat gotong royong masih kuat.
6.
Hubungan kekeluargaan masih kental.
C. Tipe Paguyuban
Memiliki
tiga tipe yang ada di masyarakat yaitu :
1.
Paguyuban karena ikatan darah (Gemeinschaft by blood )
Yaitu paguyuban bedasarkan keturunan
contoh kelompok kekeluargaan,keluarga besar.
2. Paguyuban
karena tempat (gemeinschaft by place )
Yaitu paguyuban yang terdiri dari
ornag-orang yang berdekatan tempat tinggal sehingga dapat saling tolong
menolong contohnya arisan,RT,RW,karang taruna,PKK,pos kambling, atau ronda.
3.
Paguyuban karena jiwa pikiran(gemneinschaft by mind)
Yaitu paguyuban yang terdiri dari orang yang tidak
mempunyai hubungan darah atau tempat tinggalnya tidak berdekatan, akan tetapi
mereka mempunyai jiwa dan pikiran yang sama,paguyuban semacam itu tidak sekuat
dengan ikatan paguyuban berdasarkan keturunan.contohnya organisasi.
D. Pembahasan Pelayanan Kebidanan Dengan Pendekatan
Paguyuban.
Dalam rangka
peningkatan kualitas dan mutu pelayanan kebidanan diperlukan
pendekatan-pendekatan khususnya paguyuban.untuk itu kita sebagai tenaga
kesehatan khususnya calon bidan agar mengetahui dan mampu melaksanakan berbagai
upaya untuk meningkatkan peran aktif masyarakat agar masyarakat sadar
pentingnya kesehatan.misalnya saja dengan mengadakan kegiatan posyandu di
puskesmas puskesmas
Dalam rangka
peningkatan kualitas dan mutu pelayanan kebidanan diperlukan
pendekatan-pendekatan khususnya paguyuban.untuk itu kita sebagai tenaga
kesehatan khususnya calon bidan agar mengetahui dan mampu melaksanakan berbagai
upaya untuk meningkatkan peran aktif masyarakat agar masyarakat sadar
pentingnya kesehatan.misalnya saja dengan mengadakan kegiatan posyandu di
puskesmas puskesmas
POSYANDU
1.
PENGERTIAN
POSYANDU
Posyandu
merupakan suatu forum komunikasi alih teknologi dan sarana pelayanan kesehatan
masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya
manusia sejak dini.
2.
MANFAAT
POSYANDU
a. Sebagai
sarana pelayanan terdekat di masyarakat dan mudah dijangkau oleh masyarakat setempat
b. Sebagai
sarana pendidikan dan pelatihan bagi,masyarakat dalam pembentukan kader leader dari
masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat.
c. Memberikan
nilai strategis untuk pembangunan sumber daya manusia sejak dini.
d. Mendorong
peran serta masyarakat sehingga aktif dalam meningkatkan kesehatan.
3.
PELAKSANAAN
SISTEM PELAYANAN DI POSYANDU
Pelaksanaan system pelayanan di posyandu agar lebih teratur dan lebih terkoordinir maka dilakukan dengan lima meja diantaranya:
Pelaksanaan system pelayanan di posyandu agar lebih teratur dan lebih terkoordinir maka dilakukan dengan lima meja diantaranya:
a. Meja pertama
pendaftaran
b. Meja kedua
penimbangan
c. Meja ketiga
pencatatan
d. Meja keempat
penyuluhan
e. Meja kelima
pelayanan
Selain
diadakan posyandu dipuskesmas-puskesmas upaya untuk meningkatkan peran aktif masyarakat
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1.
Mengadakan pendekatan pendekatan dan menjalin kerja
sama.
Petugas kesehatan harus mengadakan pendekatan-pendekatan dengan organisasi masyarakat yang ada di lingkungan tersebut seperti kader desa,tokoh masyarakat,kelompok PKK,RT,RW,karang taruna,dll. Contohnya adalah petugas kesehatan atau bidan arus mengadakan kerja sama dengan pamong desa yaitu mengajak masyarakat untuk memanfaatkan posyandu dengan giat datang ke posyandu baik menimbang balita,imunisasi,KB,dll.selain itu juga dapat dilakukan dengan cara mendatangi rumah-rumah penduduk yang memiliki balita untuk mengadakan penyuluhan kesehatan agar ingin mendatangi posyandu.
Petugas kesehatan harus mengadakan pendekatan-pendekatan dengan organisasi masyarakat yang ada di lingkungan tersebut seperti kader desa,tokoh masyarakat,kelompok PKK,RT,RW,karang taruna,dll. Contohnya adalah petugas kesehatan atau bidan arus mengadakan kerja sama dengan pamong desa yaitu mengajak masyarakat untuk memanfaatkan posyandu dengan giat datang ke posyandu baik menimbang balita,imunisasi,KB,dll.selain itu juga dapat dilakukan dengan cara mendatangi rumah-rumah penduduk yang memiliki balita untuk mengadakan penyuluhan kesehatan agar ingin mendatangi posyandu.
2.
Teknik penggunaan ancaman
Disini petugas memberikan ancaman baik dalam bentuk sangsi ataupun hukuman. Contohnya petugas memberikan sangsi tertentu kepada masyarakat yang tidak bersedia menjadi akseptor KB,karena ingin menghindari hukuman maka muncul peran serta masyarakat yang sifatnya terpaksa. Penggunaan teknik ini memang akan memunculkan peran serta dari masyarakat yang sifatnya terpaksa maka tidak akan lestari jika ada orang yang memberi ancaman lagi maka masyarakat tidak akan berperan serta lagi.
Disini petugas memberikan ancaman baik dalam bentuk sangsi ataupun hukuman. Contohnya petugas memberikan sangsi tertentu kepada masyarakat yang tidak bersedia menjadi akseptor KB,karena ingin menghindari hukuman maka muncul peran serta masyarakat yang sifatnya terpaksa. Penggunaan teknik ini memang akan memunculkan peran serta dari masyarakat yang sifatnya terpaksa maka tidak akan lestari jika ada orang yang memberi ancaman lagi maka masyarakat tidak akan berperan serta lagi.
3.
Teknik pemberian imbalan.
Disini petugas memberikan suatu imbalan bagi masyarakat yang ingin turut serta berperan aktif , bentuk-bentuk imbalannya dapat berupa materi,penghargaan ataupun hadiah hadiah yang lainnya. Akan tetapi kelemahan dari teknik adalah perlunya disediakan imbalan yang bersifat materil sehingga memberitakan keadaan ekonomi seperti yang terjadi sekarang ini serta dapat menurunkan peran serta masyarakat jika imbalan ini kurang atau dihilangkan sehingga peran serta yang ada tidak lestari.
Disini petugas memberikan suatu imbalan bagi masyarakat yang ingin turut serta berperan aktif , bentuk-bentuk imbalannya dapat berupa materi,penghargaan ataupun hadiah hadiah yang lainnya. Akan tetapi kelemahan dari teknik adalah perlunya disediakan imbalan yang bersifat materil sehingga memberitakan keadaan ekonomi seperti yang terjadi sekarang ini serta dapat menurunkan peran serta masyarakat jika imbalan ini kurang atau dihilangkan sehingga peran serta yang ada tidak lestari.
4.
Teknik kombinasi
Dalam teknik kombinasi menggabungkan berbagai teknik yang ada hal ini sangat penting karena penggunaan salah satu teknik di atas mempunyai keterbatasan keterbatasan. Dengan cara memilah maka kelemahan kelemahan teknik diatas dapat meminimalisasikan. Alasan lainnya karena adalah karena masyarakat memiliki budaya dan kesadaran yang berbeda-beda.sebagai contoh : upaya imunisasi untuk pencegahan penyakit, pertama-tama pemong desa dapat memberikan pemerintah bahwa semua bayi harus di imunisasi.para tooh masyarakat, pemimpin kader dan para kader selalu mendatangi rumah-rumah penduduk yang memiliki bayi untuk memperlihatkan manfaat imunisasi bagi bayi. Hal ini dapat mengubah motivasi masyarakat untuk ikut serta dalam kesehatan.
Penggunaan teknik ini memang akan memunculkan peran serta dari masyarakat yang sifatnya terpaksa maka tidak akan lestari jika ada orang yang memberi ancaman lagi, maka masyarakat tidak akan berperan serta lagi.
Dalam teknik kombinasi menggabungkan berbagai teknik yang ada hal ini sangat penting karena penggunaan salah satu teknik di atas mempunyai keterbatasan keterbatasan. Dengan cara memilah maka kelemahan kelemahan teknik diatas dapat meminimalisasikan. Alasan lainnya karena adalah karena masyarakat memiliki budaya dan kesadaran yang berbeda-beda.sebagai contoh : upaya imunisasi untuk pencegahan penyakit, pertama-tama pemong desa dapat memberikan pemerintah bahwa semua bayi harus di imunisasi.para tooh masyarakat, pemimpin kader dan para kader selalu mendatangi rumah-rumah penduduk yang memiliki bayi untuk memperlihatkan manfaat imunisasi bagi bayi. Hal ini dapat mengubah motivasi masyarakat untuk ikut serta dalam kesehatan.
Penggunaan teknik ini memang akan memunculkan peran serta dari masyarakat yang sifatnya terpaksa maka tidak akan lestari jika ada orang yang memberi ancaman lagi, maka masyarakat tidak akan berperan serta lagi.
5.
Teknik kombinasi
Dalam teknik kombinasi menggabungkan berbagai teknik yang ada, hal ini sangat penting karena penggunaan salah satu teknik diatas mempunyai keterbatasan-keterbatasan. Denga cara memilah maka kelemahan-kelemahan teknik diatas dapat diminimalisasikan. Alasan lainnya adalah karena masyarakat memiliki budaya dan kesadaran yang berbeda-beda. Sebagai contoh: upaya imunisasi untuk pencegahan penyakit, pertama-tama pamong desa dapat memberikan perintah bahwa semua bayi harus diimunisasi. Para tokoh masyarakat, pemimpin leader, dan para kader selalu mendatangi rumah-rumah penduduk yang memiliki bayi untuk memperlihatkan manfaat imunisasi bagi bayi. Hal ini dapat menggugah motivasi masyarakat untuk ikut serta dalam kesehatan.
Dalam teknik kombinasi menggabungkan berbagai teknik yang ada, hal ini sangat penting karena penggunaan salah satu teknik diatas mempunyai keterbatasan-keterbatasan. Denga cara memilah maka kelemahan-kelemahan teknik diatas dapat diminimalisasikan. Alasan lainnya adalah karena masyarakat memiliki budaya dan kesadaran yang berbeda-beda. Sebagai contoh: upaya imunisasi untuk pencegahan penyakit, pertama-tama pamong desa dapat memberikan perintah bahwa semua bayi harus diimunisasi. Para tokoh masyarakat, pemimpin leader, dan para kader selalu mendatangi rumah-rumah penduduk yang memiliki bayi untuk memperlihatkan manfaat imunisasi bagi bayi. Hal ini dapat menggugah motivasi masyarakat untuk ikut serta dalam kesehatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bidan sebagai salah seorang
anggota tim kesehatan yang terdekat dengan masyarakat, mempunyai peran yang
sangat menentukan dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat, khususnya
kesehatan ibu dan anak di wilayah kerjanya.
Seorang bidan harus mampu
menggerakkan peran serta masyarakat khususnya, berkaitan dengan kesehatan ibu
hamil, ibu bersalin, bufas, bayi baru lahir, anak remaja dan usia lanjut. Seorang bidan juga harus memiliki kompetensi yang cukup berkaitan dengan
tugas, peran serta tanggung jawabnya. Agar bidan dapat menjalankan praktik atau
pelayanan kebidanan dengan baik, hendaknya bidan melakukan beberapa pendekatan
misalnya pendekatan melalui kesenian tradisional.
B.
Saran
Bidan perlu mempelajari sosial-budaya masyarakat wilayah kerjanya, yang
meliputi tingkat pengetahuan penduduk, struktur pemerintahan, adat istiadat dan
kebiasaan sehari-hari, pandangan norma dan nilai, agama, bahasa, kesenian, dan
hal-hal lain yang berkaitan dengan wilayah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://gerakpena.blogspot.com/2015/02/paguyuban-kembang-seroja-indonesia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar