Selasa, 25 April 2017

Makalah Pendekatan Melalui Paguyuban

MAKALAH ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
TUGAS PENDEKATAN MELALUI PAGUYUBAN
images.png
 












                                                                Disusun Oleh :
                              Kelompok 3


PRODI D4 BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TA 2016/2017



KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepadat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah ilmu sosial budaya dasar dalam pendekatan melalui paguyuban.
            Saya menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
            Besar harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai informasi ataupun pengetahuan bagi pembaca dan dapat menjadi literatur guna membantu siswa dalam belajar mata kuliah ilmu sosial budaya dasar dalam pendekatan melalui paguyuban.





Yogyakarta, 23 April 2017




Penulis














BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Negara Indonesia memiliki bermacam-macam agama dan budaya. Selain itu bangsa Indonesia juga memiliki begitu banyak kesenian tradisional serta perkumpulan-perkumpulan dari berbagai suku /kesamaan yang biasanya disebut paguyuban. Dalam memberikan praktek pelayanan kebidanan perlu kita lakukan pendekatan diantaranya pendekatan melalui agama, kesenian tradisi, paguyuban serta dengan cara-cara lainnya. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan masyarakat menerima bahwa pelayanan atau informasi yang diberikan petugas bukanlah sesuatu yang tabu. Dalam memberikan pelayanan kebidanan seorang bidan tebih bersifat Promotif dan Preventif bukan bersifat Kuratif, serta mampu menggerakkan Peran Serta Masyarakat dalam upaya sesuai dengan prinsip-prinsip PHC. Seorang bidan juga harus memiliki kompetensi yang cukup berkaitan dengan tugas, peran serta tanggungjawabnya dalam menggerakkan PSM khususnya berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, anak remaja dan usia lanjut.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian paguyuban?
2.      Apa saja ciri-ciri paguyuban?
3.      Apa saja tipe-tipe paguyuban di masyarakat?
4.      Bagaimana pelayanan kebidanan dengan pendekatan paguyuban?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian paguyuban.
2.      Untuk mengetahui ciri-ciri paguyuban.
3.      Untuk mengetahui tipe-tipe paguyuban di masyarakat.
4.      Untuk mengetahui pelayanan kebidanan dengan pendekatan paguyuban

D.    Manfaat Penulisan
1.      Agar kita mengetahui pengertian paguyuban.
2.      Agar kita mengetahui ciri-ciri paguyuban.
3.      Agar kita mengetahui tipe-tipe paguyuban di masyarakat.
4.      Agar kita mengetahui pelayanan kebidanan dengan pendekatan paguyuban

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian
Paguyuban atau Gemeinschaft adalah suatu kelompok atau masyarakat yang diantara para warganya di warnai dengan hubungan-hubungan sosial yang penuh rasa kekeluargaan, bersifat batiniah dan kekal,serta jauh dan pamrih-pamrih.
Paguyuban atau gemeinschaft adalah bentuk kehidupan bersama di mana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memang telah dikodratkan. Kehidupan tersebut dinamakan juga bersifat nyata dan organis.

B.     Ciri-Ciri Paguyuban
Menurut Ferdinand tones cirri-ciri pokok dari paguyuban antara lain :
                              1.            Intimate : hubungan menyeluruh yang mesra
                              2.            Private : hubungan bersifat pribadi, yaitu khusus untuk beberapa orang saja
                              3.            Exclusive : bahwa hubungan tersebut hanyalah untuk “kita” saja dan tidak untuk orang lain diluar “kita”
Sedangkan secara umum cirri-ciri paguyuban yaitu :
                              1.            Adanya hubungan perasaan kasih sayang.
                              2.            Adanya keinginan untuk meningkatkan kebersamaan.
                              3.            Tidak suka menonjolkan diri.
                              4.            Selalu memegang teguh adat lama yang konservatif.
                              5.            Sifat gotong royong masih kuat.
                              6.            Hubungan kekeluargaan masih kental.

C.    Tipe Paguyuban
Memiliki tiga tipe yang ada di masyarakat yaitu :
1.      Paguyuban karena ikatan darah (Gemeinschaft by blood )
Yaitu paguyuban bedasarkan keturunan contoh kelompok kekeluargaan,keluarga besar.
2.      Paguyuban karena tempat (gemeinschaft by place )
Yaitu paguyuban yang terdiri dari ornag-orang yang berdekatan tempat tinggal sehingga dapat saling tolong menolong contohnya arisan,RT,RW,karang taruna,PKK,pos kambling, atau ronda.
3.      Paguyuban karena jiwa pikiran(gemneinschaft by mind)
Yaitu paguyuban yang terdiri dari orang yang tidak mempunyai hubungan darah atau tempat tinggalnya tidak berdekatan, akan tetapi mereka mempunyai jiwa dan pikiran yang sama,paguyuban semacam itu tidak sekuat dengan ikatan paguyuban berdasarkan keturunan.contohnya organisasi.

D.    Pembahasan Pelayanan Kebidanan Dengan Pendekatan Paguyuban.
Dalam rangka peningkatan kualitas dan mutu pelayanan kebidanan diperlukan pendekatan-pendekatan khususnya paguyuban.untuk itu kita sebagai tenaga kesehatan khususnya calon bidan agar mengetahui dan mampu melaksanakan berbagai upaya untuk meningkatkan peran aktif masyarakat agar masyarakat sadar pentingnya kesehatan.misalnya saja dengan mengadakan kegiatan posyandu di puskesmas puskesmas
Dalam rangka peningkatan kualitas dan mutu pelayanan kebidanan diperlukan pendekatan-pendekatan khususnya paguyuban.untuk itu kita sebagai tenaga kesehatan khususnya calon bidan agar mengetahui dan mampu melaksanakan berbagai upaya untuk meningkatkan peran aktif masyarakat agar masyarakat sadar pentingnya kesehatan.misalnya saja dengan mengadakan kegiatan posyandu di puskesmas puskesmas

POSYANDU
      1.            PENGERTIAN POSYANDU
Posyandu merupakan suatu forum komunikasi alih teknologi dan sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini.
      2.            MANFAAT POSYANDU
a.       Sebagai sarana pelayanan terdekat di masyarakat dan mudah dijangkau oleh masyarakat setempat
b.      Sebagai sarana pendidikan dan pelatihan bagi,masyarakat dalam pembentukan kader leader dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat.
c.       Memberikan nilai strategis untuk pembangunan sumber daya manusia sejak dini.
d.      Mendorong peran serta masyarakat sehingga aktif dalam meningkatkan kesehatan.
      3.            PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN DI POSYANDU
Pelaksanaan system pelayanan di posyandu agar lebih teratur dan lebih terkoordinir maka dilakukan dengan lima meja diantaranya:
a.       Meja pertama pendaftaran
b.      Meja kedua penimbangan
c.       Meja ketiga pencatatan
d.      Meja keempat penyuluhan
e.       Meja kelima pelayanan

Selain diadakan posyandu dipuskesmas-puskesmas upaya untuk meningkatkan peran aktif masyarakat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

      1.            Mengadakan pendekatan pendekatan dan menjalin kerja sama.
Petugas kesehatan harus mengadakan pendekatan-pendekatan dengan organisasi masyarakat yang ada di lingkungan tersebut seperti kader desa,tokoh masyarakat,kelompok PKK,RT,RW,karang taruna,dll. Contohnya adalah petugas kesehatan atau bidan arus mengadakan kerja sama dengan pamong desa yaitu mengajak masyarakat untuk memanfaatkan posyandu dengan giat datang ke posyandu baik menimbang balita,imunisasi,KB,dll.selain itu juga dapat dilakukan dengan cara mendatangi rumah-rumah penduduk yang memiliki balita untuk mengadakan penyuluhan kesehatan agar ingin mendatangi posyandu.
      2.            Teknik penggunaan ancaman
Disini petugas memberikan ancaman baik dalam bentuk sangsi ataupun hukuman. Contohnya petugas memberikan sangsi tertentu kepada masyarakat yang tidak bersedia menjadi akseptor KB,karena ingin menghindari hukuman maka muncul peran serta masyarakat yang sifatnya terpaksa. Penggunaan teknik ini memang akan memunculkan peran serta dari masyarakat yang sifatnya terpaksa maka tidak akan lestari jika ada orang yang memberi ancaman lagi maka masyarakat tidak akan berperan serta lagi.
      3.            Teknik pemberian imbalan.
Disini petugas memberikan suatu imbalan bagi masyarakat yang ingin turut serta berperan aktif , bentuk-bentuk imbalannya dapat berupa materi,penghargaan ataupun hadiah hadiah yang lainnya. Akan tetapi kelemahan dari teknik adalah perlunya disediakan imbalan yang bersifat materil sehingga memberitakan keadaan ekonomi seperti yang terjadi sekarang ini serta dapat menurunkan peran serta masyarakat jika imbalan ini kurang atau dihilangkan sehingga peran serta yang ada tidak lestari.
      4.            Teknik kombinasi
Dalam teknik kombinasi menggabungkan berbagai teknik yang ada hal ini sangat penting karena penggunaan salah satu teknik di atas mempunyai keterbatasan keterbatasan. Dengan cara memilah maka kelemahan kelemahan teknik diatas dapat meminimalisasikan. Alasan lainnya karena adalah karena masyarakat memiliki budaya dan kesadaran yang berbeda-beda.sebagai contoh : upaya imunisasi untuk pencegahan penyakit, pertama-tama pemong desa dapat memberikan pemerintah bahwa semua bayi harus di imunisasi.para tooh masyarakat, pemimpin kader dan para kader selalu mendatangi rumah-rumah penduduk yang memiliki bayi untuk memperlihatkan manfaat imunisasi bagi bayi. Hal ini dapat mengubah motivasi masyarakat untuk ikut serta dalam kesehatan.
Penggunaan teknik ini memang akan memunculkan peran serta dari masyarakat yang sifatnya terpaksa maka tidak akan lestari jika ada orang yang memberi ancaman lagi, maka masyarakat tidak akan berperan serta lagi.
      5.            Teknik kombinasi
Dalam teknik kombinasi menggabungkan berbagai teknik yang ada, hal ini sangat penting karena penggunaan salah satu teknik diatas mempunyai keterbatasan-keterbatasan. Denga cara memilah maka kelemahan-kelemahan teknik diatas dapat diminimalisasikan. Alasan lainnya adalah karena masyarakat memiliki budaya dan kesadaran yang berbeda-beda. Sebagai contoh: upaya imunisasi untuk pencegahan penyakit, pertama-tama pamong desa dapat memberikan perintah bahwa semua bayi harus diimunisasi. Para tokoh masyarakat, pemimpin leader, dan para kader selalu mendatangi rumah-rumah penduduk yang memiliki bayi untuk memperlihatkan manfaat imunisasi bagi bayi. Hal ini dapat menggugah motivasi masyarakat untuk ikut serta dalam kesehatan.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Bidan sebagai salah seorang anggota tim kesehatan yang terdekat dengan masyarakat, mempunyai peran yang sangat menentukan dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan ibu dan anak di wilayah kerjanya.
Seorang bidan harus mampu menggerakkan peran serta masyarakat khususnya, berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, bufas, bayi baru lahir, anak remaja dan usia lanjut. Seorang bidan juga harus memiliki kompetensi yang cukup berkaitan dengan tugas, peran serta tanggung jawabnya. Agar bidan dapat menjalankan praktik atau pelayanan kebidanan dengan baik, hendaknya bidan melakukan beberapa pendekatan misalnya pendekatan melalui kesenian tradisional.

B.     Saran
Bidan perlu mempelajari sosial-budaya masyarakat wilayah kerjanya, yang meliputi tingkat pengetahuan penduduk, struktur pemerintahan, adat istiadat dan kebiasaan sehari-hari, pandangan norma dan nilai, agama, bahasa, kesenian, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan wilayah tersebut.
  

DAFTAR PUSTAKA

http://gerakpena.blogspot.com/2015/02/paguyuban-kembang-seroja-indonesia.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar