PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden years) yang merupakan masa dimana anak mulai peka dan sensitif untuk menerima berbagai ransangan. Masa peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual. Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini juga merupakan masa peletak dasar untuk mengembangkan kemampuan kognitif, motorik, bahasa sosio emosional, agama dan moral.
Perkembangan anak usia dini adalah masa-masa kritis yang menjadi fondasi anak untuk kehidupannya dimasa yang akan datang. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian dari potensi kecerdasan manusia berkembang dengan pesat pada usia dini.
Perkembangan anak pada masa-masa tersebut memberikan dampak pada kemampuan intelektual, karakter personal dan kemampuannya bersosialisasi dengan lingkungan. Kesalahan penanganan pada masa perkembangan anak usia dini akan menghambat perkembangan anak yang seharusnya optimal dari segi fisik maupun psikologi.
Perkembangan anak lebih menuju pada parameter kualitatif. Sedangkan pertumbuhan anak, lebih bersifat kuantitatif. Dengan demikian, yang dimaksud dengan perkembangan anak usia dini adalah kemajuan kulitas fungsi fisik, psikologi maupun sinergi dari keduanya.
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa definisi perkembangan dan pertumbuhan AUD?
2. Apa saja ciri-ciri perkembangan AUD?
3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan AUD?
4. Apa aspek-aspek perkembangan AUD?
5. Apa jenis-jenis permasalahan kesulitan belajar pada AUD?
C. Tujuan
1. untuk mengetahui definisi perkembangan dan pertumbuhan.
2. untuk mengetahui apa saja ciri-ciri perkembangan AUD.
3. untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan AUD.
4. untuk mengetahui aspek-aspek perkembangan AUD.
5. untuk mengetahui jenis permasalan kesulitan belajar pada AUD.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi pertumbuhan dan perkembangan AUD
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini seringkali dipergunakan seolah-olah keduanya mempunyai pengertian yang sama, karena menunjukan adanya suatu proses perubahan tertentu yang mengarah kepada kemajuan. Padahl sesungguhnya istilah pertumbuhan dan perkembangan ini mempunyai pengertian yang berbeda.
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan yang bersifat kuantitatif, sebagai akibat dari adanya pengaruh luar atau lingkungan. Pertumbuhan mengandung arti adanya perubahan alam ukuran dan struktur tubuh sehingga lebih banyak menyangkut perubahan fisik.
Selain dari pengertian diatas, pertumbuhan dapat didefinisikan pula sebagai perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada diri individu yang sehat dalam fase-fase tertentu. Hasil dari pertumbuhan ini berupa bertambah panjang tulang-tulang terutama lengan dan tungkai, bertambah tinggi dan berat badan serta semakin bertambah sempurnanya susunan tulang dan jaringan syaraf. Pertumbuhan ini akan terhenti setelah adanya maturasi atau adanya kematangan pada diri individu.
Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan adalah suatu perubahan fungsional yang bersifat kualitatif, baik dari fungsi-fungsi fisik maupun mental sebagai hasil keterkaitannya dengan pengaruh lingkungan.
Perkembangan dapat juga dikatakan sebagai suatu urutan-urutan perubahan yang bersifat sistematis, dalam arti saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antaraspek-aspek fisik dan psikis merupakan satu kesatuan yang harmonis. (contoh: anak diperkenalkan bagaimana cara memegang pensil, membuat huruf-hurufdan diberi latihan oleh orang tuanya). Kemampuan belajar menulis akan mudah dan cepat dikuasai anak apabila proses latihan diberikan padasaat otot-ototnya telah tumbuh dengan sempurna, dan saat untuk memehami bentuk huruf telah diperoleh.
Dengan demikian anak akan mampu memegang pensil dan membaca bentuk huruf. Selain itu perubahan juga bersifat progresif, yang berarti bahwa perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat an mendalam baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Contoh, perubahan pengetahuan dan kemampuan anak dari yang bersifat sedehana berkembang kearah yang lebih berkesinambungan merupakan ciri lain dari perubahan yang terjadi, artinya perubahan itu berlangsung secara beraturan atau berurutan, tidak bersifat meloncat-loncat atau karena unsur kebetulan. Contoh, agar anak mampu berlari maka sebelumnya anak harus mapu berdiri dan merangkak terlebih dahulu.
Melalui belajar anak akan berkembang, dan akan mampu mempelajari hal-hal yang baru. Perkembangan akan dicapai karena adanya proses belajar, sehingga anak memperoleh pengalaman baru dan menimbulkan perilaku baru.
Dari uraian pengertian diatas perlu disadari bahwa pertumbuhan fisik dipengaruhi perkembangan psikis individu, karena pada suatu saat tertentu kedua istilah tersebut dapat digunakan secara bersamaan. Dengan kata lain, perkembangan merupakan hasil dari pertumbuhan, pematangan fungsi-fungsi fisik, kematangan fungsi-fungsi psikis dan usaha belajar.
Dari uraian di atas kita dapat mengetahui bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak memiliki pengertian yang berbeda tetapi memiliki kesinambungan makna yang membangun karakter dan pendidikan anak usia dini. Begitu juga kita perlu mengetahui prinsip-prinsip perkembangan anak usia dini.
2. Ciri-ciri perkembangan anak usia dini
Pada umumnya ciri-ciri perkembangan bayi dan anak kecil sifatnya individual dan kontekstual. Bayi dapat mengalami dan menghayati secara langsungkeadaan disekitarnya melalui indera mereka seperti melihat, mendengar, mengecap, mencium, dan merasakan. Bayi yang berkembang secara normal akan secara aktif memfungsikan inderanya untuk menangkap, merasakan, dan menghayati hal-hal yang ada di luar dirinya secara langsung. Namun aktivitas bayi secara biologis, psikologis, dan sosiologis berbeda dengan anak kecil, remaja atau dewasa. Seekor anak itik baru tetas dari telur bisa langsung berenang, tetapi bayi tidak langsung berjalan. Ia masih belum berdaya meskipun memiliki potensi untuk berkembang. Karena itu ia memerlukan bantuan dari orang dewasa agar ia bisa tumbuh mengenal dan memahami lingkungannya.
Dengan demikian orang dewasa sangat memegang peranan penting dalam membantu anak dalam ketidakberdayaannya melalui sosialisasi nilai-nilai, kebiasaan, dan norma-norma kehidupan sosial. Hubungan yang hangat dan positif antara orang dewasa dengan bayi dan anak-anak akan membantu bayi dan anak kecil untuk dapat mengembangkan rasa percaya diri terhadap lingkungan. Selain itu, orang dewasa perlu mengajarkan nilai-nilai dasar bagi pengembangan disiplin, kemandirian, dan tanggung jawab anak. Misalnya anak mulai dilatih, dibiasakan, dan dididik untuk dapat mengatur diri sendiri seperti makan, berpakain, mandi serta buang air. Dalam hal ini orangtua, para pengasuh, dan tenaga profesional perlu memahami dan mengembangkan berbagai metode dan teknik pedidikan, bimbingan da pengembangan anak usia dini.
Selanjutnya agar pendidik dapat menanamkan dan mengajarkan disiplin pada anak maka tentunya harus mengetahui dengan jelas taraf perkembangan menurut usia anak dan beberapa prinsip dasar sehingga dapat membimbing anak tersebut. Ciri-ciri perkembangan anak adalah sebagai berikut:
Ø Seumur hidup(life-long) adalah tidak ada periode usia yang mendominasi perkembangan individu.
Ø Multidimensional adalah terdiri atas biologis,kognitif,dan sosial
Ø Multidirectional adalah beberapa komponen dari satu dimensi dapat meningkat dalam pertumbuhan,sementara komponen lain menurun. Misalnya, orang dewasa dapat semakin aif tetapi kecepatan memproses informasi lebih buruk.
Ø Lentur(plastis) adalah bergantung pada kondisi kehidupan individu
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi anak usia dini
· Faktor lingkungan
Faktor lingkungan disini ialah berupa lingkungan fisik yang ada di PAUD deperti halnya adanya suara,cahaya,suhu,dan desain kelaas. Apabila lingkungan fisik tersebut terkontrol dengan baik maka anak usia dini akan merasa nyaman dalam belajar.
Contohnya : ketika desaian ruangan di dalam lingkungan kelas belajar di desaian dengan sangat menarik,anak akan lebih tertarik dan semangat untuk belajar.
· Faktor sosial
Faktor sosial ini sangat berpengaruh dalam perkembangan kecakapan sosial anakakan belajar bagaimana bekerja sama,berinteraksi,sehingga anak akan belajar menghargai orang lain. Ketika faktor sosial berperan sangat baik di dalam pendidikan anak usia dini,maka perkembangan belajar anakpun nantinya juga akan meningkat,khususnya dalam bidang sosial
· Faktor emosi
Faktor emosi berkaitan dengan motivasi anak dalam belajar. Ketika anak memiliki emosi yang bagus dia akan semangat dalam belajar dan ketika mereka sedang dalam emosi yang tidak bagus anak usia dini cenderung tidak mau untuk diajak belajar. Karena kondisi emosi tiap anak berbeda-beda,maka pendidik memiliki tugas ekstra untuk mencari strategi yang dapat membangkitkan motivasi mereka dalam belajar.
· Faktor fisik
Faktor fisik dalam anak usia dini harus memerlukan kesiapa fisik yang cukup baik untuk belajar. Kesiapan fisik yang dimaksud disini adalah berkaitan dengan kondisi anak yang berkaitan dengan kondisi dengan makan dan minum,istirahat,kecukupan waktu tidur,dan aktivitas yang dilakukan. Ketika kondisi anak tidak dalam keadaan baik,misalnya terlalu lelah,hal tersebut akan mempengaruhi bagaimana anak dalam belajar. Ketika anak lelah anak akan tidak semangat lagi dalam belajar. Oleh karena itu faktor kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran di PAUD harus memperhatikan hal tersebut sehingga kegiatan dalam pembelajaran dapat berlangsung dengan optimal.
4. Aspek-aspek perkembangan Anak usia dini
Menurut catron dan allen menyebutkan bahwa terdapat 6 aspek perkembangan anak usia dini. Diantaranya :
· Kesadaran personal : perkembangan kesadaran sosial bermain mendukung anakk tumbuh secara mandiri dan memiliki kontrol atas lingkungannya. Melalui bermain anak dapat menemukan hal yang baru,bereksplorasi. Meniru dan mempraktekkan kehidupan sehari-hari sebagai sebuah langkah dalam membangun ketrampilan menolong diri sendiri, ketrampilan ini membuat anak untuk mengenal diri mereka dan untuk mengembangkan pola perilaku yang memuaskan dalam hidup.
· Pengembangan emosi : melalui permainan anak dapt belajar menerima berekspresi dan mengatasi masalah
· Membangun sosialisasi : kemamuan sosialisai dan memperluas empati terhadap orang lain serta mengurangi sikap egosentrisme.
· Kemampuan berbahasa anak : memperluas kosa kata dan mengembangkan daya penerimaan serta mengekspresikan kemampuan berbahasa mereka melalui interaksi dengan anak-anak lain dan orang dewasa pada situasi bermain spontan.
· Pengembangan kognitif : memenuhi kebutuhan anak untuk secara aktif terlibat dengan lingkungan.
· Pengembangan kemampuan motorik : kesempatan yang luas untuk bergerak pengalaman belajar untuk menemukan aktivitas sensorik motor yang meliputi penggunaan otot-otot besar dan kecil. Memungkinkan anak untuk memenuhi perkembangan preseptual motorik.
5. Permasalahan kesulitan anak usia dini
Masalah ganngguan belajar kerap kali dijumpai pada anak-anak. Masalah ini bisa timbul disekolah maupun di luar sekolah. Anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian(kosentrasi),gangguan daya ingat,gangguan membaca,menulis,berhitung,dll. Dampak yang dialami oleh anak yang mengalami gangguan belajar bukan hanya pada proses tumbuh kembangnya,tetapi juga berdampak pada proses tumbuh kembangnya,tetapi jyga berdampak pada proses interaksi anak tersebut dengan lingkungannya. Terkadang bukan keharmonisan keluarga juga dapat terganggu,diantara kedua orang tua saling menyalahkan,merasa frustasi,marah,dll.
Kesulitan belajar adalah gangguan belajar pada anak yang ditandai dengan adanya kesenjangan antara taraf intelegensi dengan kemampuan akademik yang harus dicapai.
Ø Ciri-ciri anak kesulitan belajar :
1. Terlambat bicara dibanding dengan anak seusianya.
2. Memiliki kesulitan dalam mengucapkan beberapa kata.
3. Dibandingkan anak seusianya,penguasaan jumlah katanya lebih sedikit(terbatas)>
4. Sering tidak mampu menemukan kata yang sesuai untuk satu kalimat yang akan ditemukan.
5. Sulit mempelajari dan mengenali angka,huruf,dan nama-nama hari.
6. Sulit merangkai kata untuk menjadi sebuah kalimat.
7. Sering gelisah yang berlebihan.
8. Mudah terganggu kosentrasinya.
9. Sulit berinteraksi dengan teman sesuainya.
10. Sulit mengikuti instruksi yang diberikan untuknya.
Ø Jenis-jenis kesulitan belajar :
1. Gangguan membaca(disleksia)
Gangguan membaca adalah sebuah kondisi ketidakmampuan belajar pada anak yang disebabkan oleh kesulitan dalam melakukan aktivitas membaca dan menulis.
Contoh : kesulitan mengenali huruf atau mengejanya.
2. Gangguan menulis(disgrafia)
Gangguan menulis adalah gangguan belajar yang terjadi karena anak kesulitan dalam mendengar,berbicara,menulismenganalisis,dan memecahkan persoalan.
Contoh: sulit memegang bolpoin maupun pensil dengan mantap. Caranya memegang alat tulis seringkali terlalu dekat bahkan hampir menempel kertas.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Setiap organisme,baik manusia maupun hewan,pasti mengalami peristiwa perkembangan selama hidupnya. Perkembangan ini meliputi seluruh bagian dengan leadaan yang dimiliki oleh organisme tersebut,baik yang bersifat kongkret maupun yang bersiat abstrak. Jadi,arti peristiwa perkembangan itu khususnya perkembangan manusia tidak hanya tertuju pada aspek psikologis saja,tetapi juga aspek biologis.
Perkembangan merupakan srangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman dan terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.
Perkembangan anak berlangsung secara kontinum,tingkat perkembangan yang dicapai pada suatu tahap diharapkan meningkat secara kuantitatif dan kualitatif. Terdapat perbedaan individual dalam perkembangan,karena dapat pengaruh beberapa faktor internal maupun eksternal sehingga setiap anak memiliki karakter yang unik meskipun tetap berdasarkan atas pola perkembangan umum.
2. Saran
Sebagai seorang pendidik,selain memberikan rangsangan kepada peserta didik untuk mengembangkan ketrampilan dan keilmuan anak didik,kita juga sebaiknya memperhatikan tingkat atau tahapan perkembangan anak.
Perlu adanya pengembangan yang lebih optimal terhadap pendidikan anak usia dini,baik yang dilakukan oleh pemerintah,keluarga maupun masyarakat. Masa prasekolah yang disebut dengan masa keemasan perkembangan intektual seharusnya dijadikan dasar bagi upaya meningkatkan kemajuan pendidikan di indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar